MEDIAHARAPAN.COM, Idlib – Rezim Suriah tidak pernah berusaha mendapatkan kembali Dataran Tinggi Golan yang diduduki dari Israel, kata juru bicara oposisi mengatakan pada hari Minggu (24/3).
Berbicara kepada Anadolu Agency, juru bicara oposisi Front Pembebasan Nasional (NLF), Naji Mustafa mengatakan rezim Suriah telah menggunakan masalah Dataran Tinggi Golan untuk “menekan setiap potensi pemberontakan di negara itu”.
“[Presiden Akhir] Hafez Assad telah menjual Dataran Tinggi Golan ke Israel di bawah perjanjian rahasia,” katanya.
Dia mengatakan rezim Bashar Assad saat ini, yang menggantikan ayahnya Hafez, dalam memerintah Suriah, tidak pernah berusaha secara politis membela masalah Golan di arena internasional.
“Rezim tidak ingin mendapatkan kembali Golan kapan pun,” kata Mustafa. “Sebaliknya, ia menggunakan masalah ini sebagai ‘ancaman asing’ untuk mengelabui rakyatnya.”
Pada hari Kamis, Presiden AS Donald Trump mengatakan sudah waktunya bagi AS untuk sepenuhnya mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan, yang diduduki oleh Israel dari Suriah selama Perang Enam Hari 1967.
Israel menempati sekitar dua pertiga dari Dataran Tinggi Golan yang lebih luas sebagai akibat dari konflik. Mereka bergerak untuk secara resmi mencaplok wilayah itu pada tahun 1981 – suatu tindakan dengan suara bulat ditolak pada saat itu oleh Dewan Keamanan PBB.
Pada hari Jumat, Dewan Hak Asasi Manusia PBB mengadopsi resolusi yang menentang Israel melanjutkan pendudukan di Dataran Tinggi Golan. (Anadolu/bilal)