MEDIAHARAPAN.COM, Islamabad – Pemerintah Pakistan telah memberi wewenang kepada militernya untuk “menanggapi dengan tegas dan komprehensif terhadap segala bentuk agresi atau kesalahan penanganan” oleh India terkait isu Kashmir.
Wewenang itu diberikan ketika ketegangan meningkat di antara negara bersenjata nuklir tersebut.
India telah bersumpah akan memberi respon mematikan terhadap aksi bom bunuh diri di wilayah sengketa Kashmir pekan lalu yang menewaskan 42 tentara India. Serangan itu adalah yang terburuk sejak dimulainya pemberontakan bersenjata pada tahun 1989.
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengumumkan perintah kepada militernya dalam pernyataan pemerintah yang dirilis setelah pertemuan Komite Keamanan Nasional pada hari Kamis (21/2/2019).
Disebutkan Pakistan “tidak terlibat dengan tindakan apa pun” dalam serangan yang katanya “disusun, direncanakan dan dieksekusi oleh pribumi” ujarnya.
Dalam pernyataan itu, Pakistan menegaskan kembali tawarannya untuk membantu menyelidiki serangan itu dan mengambil tindakan terhadap siapa pun yang diketahui menggunakan tanah Pakistan untuk menyerang India.
Pakistan juga menawarkan untuk mengadakan “dialog” dengan India tentang semua masalah, termasuk terorisme. Sebelumnya, Pakistan menuntut India memberikan bukti terkait tuduhan bahwa Pakistan mendukung kelompok pemberontak Kashmir.
India dan Pakistan, dua negara pemilik nuklir, telah berperang selama tujuh dekade atas wilayah Himalaya di Kashmir, saat ini menjadi salah satu zona yang paling termiliterisasi di dunia.
India telah lama menuduh Pakistan menyembunyikan dan membantu pemberontak bersenjata yang menargetkan pasukan India di Kashmir.
Wilayah Himalaya terpecah antara zona kontrol Pakistan dan India, tetapi kedua negara mengklaimnya secara keseluruhan dan telah berperang dua kali terkait Kashmir.
Pemberontakan bersenjata meletus di Kashmir pada tahun 1989, menuntut kemerdekaan atau bergabung dengan Pakistan.
Pakistan membantah mendukung pemberontak dan menyebut kekerasan muncul di Kashmir karena aksi pendudukan militer India atas wilayah itu.
Setelah serangan minggu lalu, India menghentikan perdagangan dan layanan bus utama ke bagian Kashmir yang dikuasai Pakistan. (aljazeera/bilal)