MEDIAHARAPAN.COM, Tripoli – Pasukan pro-Komandan Khalifa Haftar pada hari Rabu (10/4) mengklaim telah menguasau kamp militer Yarmuk, di selatan ibukota Tripoli, dari pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang didukung PBB.
Pasukan Haftar mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka mengendalikan kamp dan maju menuju pusat Tripoli.
Awal pekan lalu, para milisi Haftar telah melakukan serangan militer untuk merebut ibukota dari pemerintah yang didukung PBB.
Kamp militer Yarmuk berada di daerah Ain Zara menghadapi bentrokan antara pasukan Haftar dan pasukan pemerintah.
Pemerintah yang didukung PBB belum mengeluarkan pernyataan tentang klaim tersebut.
Dalam perkembangan lain, serangan udara pada hari Rabu menargetkan beberapa lokasi di selatan Tripoli, termasuk daerah El Azizia – 28 mil (45 kilometer) selatan Tripoli, dan bekas Bandara Internasional Tripoli 16 mil (25 kilometer) dari Tripoli, kata koresponden Anadolu Agency melaporkan.
Tidak ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan udara sampai pukul 1700 GMT.
Sementara pasukan Haftar memegang bagian kecil dari bandara sebelumnya, sisanya sebagian besar dikendalikan oleh pasukan pemerintah.
Sementara itu, daerah El Azizia sebagian besar dipegang oleh pasukan Haftar.
Akhir pekan lalu, Haftar mengumumkan peluncuran kampanye ambisius untuk menangkap Tripoli, tempat GNA bermarkas.
Namun pada hari Senin, kampanye tampaknya telah kehilangan momentum, karena pasukan pro-GNA merebut kembali dua pangkalan militer di dekat ibukota setelah dua pangkalan sempat sebentar dikuasai oleh pasukan Haftar.
Khalifa Haftar adalah mantan jenderal di era Khadafi, yang didukung Barat untuk melawan kelompok-kelompok Islamis di Libya. Pasukannya sempat membuat heboh dunia karena melakukan kejahatan perang saat merebut kota Derna dan Benghazi dari kelompok Islamis.
Libya masih dilanda gejolak sejak 2011, ketika pemberontakan yang didukung NATO menyebabkan penggulingan dan kematian Presiden Muammar Gaddafi setelah empat dekade berkuasa.
Sejak itu, perpecahan politik negara itu telah menghasilkan dua kursi kekuasaan saingan: satu di Al-Bayda, yang mana Haftar terafiliasi, dan satu lagi di Tripoli. (Anadolu/bilal)