MEDIAHARAPAN.COM, Batusangkar, Sumatera Barat-Talempong Pacik di Minangkabau atau permainan alat musik tradisional talempong yang dipegang saat memainkannya, merupakan permainan alat musik saat acara-acara tertentu maupun pertunjukan musik tradisional Minangkabau.
Kali ini pertunjukan menggunakan alat musik tradisional Minangkabau itu yang digelar pada saat Festival Pesona Minangkabau 2019 di Istano Basa Pagaruyung berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan jumlah pemain mencapai 1.599 peserta.
Jumlah tersebut merupakan hasil verifikasi MURI dari total 2000 pemain talempong pacik yang diusulkan pemerintah Tanah Datar ke MURI Indonesia, seperti yang dikatakan Perwakilan MURI yang menjabat sebagai Manager Senior MURI Awan Rahargo di Batusangkar, Rabu (04/12).
Dari itu pemerintah daerah setempat kembali mendapatkan Piagam penghargaan Rekor MURI yang mana tahun sebelumnya juga mendapatkan piagam yang sama kategori minum kawa daun terbanyak dengan batok kelapa.
Piagam yang diserahkan perwakilan MURI Awan Rahargo itu diterima langsung oleh Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi di Istano Basa Pagaruyung.
Awan mengatakan dari catatan MURI, bahwa pemerintah Tanah Datar berhasil memecahkan rekor bermain alat musik talempong pacik dengan peserta terbanyak di tahun 2019 yang mana sebelumnya juga telah memecahkan rekor pemain talempong pacik terbanyak dengan melibatkan 1000 peserta yang digelar di Kabupaten Limapuluh Kota pada tahun 2012.
Kemudian pemain talempong pacik terbanyak dengan melibatkan peserta sebanyak 1371 orang pada pelaksanaan IORA di Kota Padang pada tahun 2015.
“Dengan demikian, jumlah 1.599 orang pemain talempong pacik terbanyak itu, Tanah Datar sudah memenuhi kriteria untuk masuk ke dalam rekor MURI Indonesia untuk rekor yang paling banyak pesertanya,” ucap Awan.
Dikatakannya secara keseluruhan Kabupaten Tanah Datar sudah memecahkan tiga rekor MURI melalui festival pesona Minangkabau yang sudah diraih semenjak 2017 lalu.
Yang pertama pada 2017 dengan pemecahan arakan jamba terbanyak yaitu sebanyak 1.111 jamba dari 75 Nagari se-Kabupaten Tanah Datar dan pada 2018 sebanyak 4.000 minum kawa daun terbanyak dengan batok kelapa.
Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi mengatakan salah satu tujuan digelarnya event Festival Pesona Minangkabau bertujuan untuk melestarikan budaya yang ada di Minangkabau, tepatnya di Tanah Datar sebagai “pusek jalo pumpunan ikan, atau pusat budaya di Minangkabau.
Acara tersebut akan disemarakkan dengan berbagai kegiatan, di antaranya pawai budaya Minangkabau yang didukung provinsi tetangga dan Negara Malaysia, Pagaruyuang Ekspo, dan pameran IKM daerah.
“Lebih kurang ada sebanyak 16 event pariwisata yang digelar selama festival pesona Minangkabau ini. Termasuk pacu jawi di Sungai Tarab Sabtu depan,” kata Bupati.
Sementara itu Tenaga Ahli Menteri Bidang Management Calendar Of Events Kemenpar RI Esthy Reko Astuti, mengatakan beberapa point penting bahwa Festival Pesona Minangkabau sudah yang ketiga kali dilaksanakan dan ini sudah masuk calendar of events Kemenpar RI bahkan juga untuk tahun 2020 mendatang.
Esthy juga apresiasi kawa daun yang menjadi juara II dan pasar vander cappellen juara III API award tahun 2019. Dikatakannya juga bahwa Tanah Datar punya potensi besar dibidang kepariwisataan seperti lanscape, agro, kuliner, ekonomi kreatif dan juga budayanya.
Acara pembukaan Festival Pesona Minangkabau ini turut dimeriahkan arakan jamba, tari kolosal dan peragaan busana daerah bermotifkan jaik kapalo samek dari Nagari Situmbuak Kecamatan Salimpaung.
Pada kesempatan itu ketua TP-PKK Tanah Datar Ny. Emi Irdinansyah juga menyerahkan kerajinan daerah jaik kapalo samek kepada Tenaga Ahli Menteri Esthy Reko Astuti ini. (Irfan F)