Ia Mati Tapi Hidup (1)
Oleh : Denny JA
Darimana datangnya api?
Terus menyala di balik terali
Dipenjara berkali kali
Tapi Ia tegak lagi
Darimana sumber cahaya?
Bom meledak di beranda
Teror datang tanpa jeda
Tapi ia tak kunjung jera
Sampai satu hari
Dari tempat tersembunyi
Senapan berbunyi
Iapun terkapar mati
Rusuh seantereo negeri
Tak lagi bisa dilawan polisi
Aku ada di sana
Menangis tak terkira
Tak henti kuberdoa:
“Ya Tuhan, jangan dia
Ambil nyawaku saja
Sebagai gantinya”
Aku masih muda
Mengamuk tiada tara
Kubakar kantor polisi
Matipun aku jadi
Suasana reda
Pidato pimpinan negara
Kematiannya tak terduga
Ternyata mengubah sejarah
(Pria tua itu ambil jeda
Ia kulit hitam, sangat tua
Asal Amerika
Bicaranya agak terbata
Tapi mata menyala
Ia bercerita sepenuh sukma
Sepotong sejarah negaranya
Aku mendengar saja)
Tak ada yang lebih perkasa
dibandingkan sebuah gagasan
Yang sudah tiba waktunya (2)
Ia perjuangkan apa yang diyakini
Walau Ia sendiri
Dan seluruh dunia melawannya
Berulang ia katakan
I have a dream..
Kata itu berdentum
Lebih keras dari meriam
“Aku bermimpi (3)
Akan datang masa
Warna kulit kita
bukan tembok pemisah
Aku bermimpi
Akan tiba era
Kulit hitam dan putih
Duduk sama tinggi
dalam meja kemanusiaan
Aku bermimpi
Manusia tak lagi dinilai
dari warna kulitnya”
Setiap kali dengar itu mantra
Batinku tak henti doa
“Ya Tuhan, jika bisa
Hidupkan lagi ia”
Debar suara di sukma
Seolah Tuhan bersabda:
Mereka yang punya mimpi,
Walaupun mati
Ia tak pernah mati
Karena yang ia semai
Terus Hidup di benak warga
(Selesai sahur subuh itu
Aku terpaku
Petuah Pak Tua
Tumbuh di dada:
Ia yang gelorakan mimpi
Yang suarakan ruh Ilahi,(4)
Jika Ia mati,
Ia tidak benar benar mati
Mengingat itu
Hening menyusup kalbu
Juni 2018
CATATAN KAKI
- Puisi esai mini ini dialog saya dengan Juz 18 Alquran, Q. 23:1- Q.25:20
- Ini ungkapan terkenal dari Victor Hugo
- Pidato Martin Luther King, pejuang emansipasi kulit hitam
- Teruslah suarakan kebenaran, walau banyak yang tak suka
“….Sebenarnya dia telah membawa kebenaran kepada mereka, dan kebanyakan mereka benci kepada kebenaran itu
Q. 23:70