sumber net
MEDIAHARAPAN.COM, Antalya, Turki – Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa ia telah berbagi intelijen dengan negara-negara anggota G20 lainnya, yang mengungkapkan bahwa terdapat kurang lebih 40 negara turut mendanai ISIS. Dalam daftar tersebut dilaporkan termasuk sejumlah negara G20 yang membiayai kegiatan teroris ISIS
“Saya berikan contoh berdasarkan data kami pada pendanaan unit-unit Islamic State (IS, sebelumnya ISIS / ISIL) yang berbeda-beda bersumber dari dana perorangan secara khusus. Berdasarkan dana dari uang ini, seperti yang telah kita tetapkan, bersumber dari 40 negara dan, ada beberapa anggota G20 di antara mereka, “kata Putin kepada wartawan.
Islamic State menghasilkan sekitar $ 50.000.000 per bulan dari penjualan minyak mentah dari ladang minyak dikuasainya di Irak dan Suriah, menurut intelijen Irak dan pejabat AS.
Penjualan minyak – sumber tunggal pendapatan terbesar IS – adalah alasan utama mereka mampu mempertahankan kekuasaannya dan mengklaim diri mereka sebagai Khilafah yang membentang disebagian besar kawasan Suriah dan Irak. Dengan dana untuk membangun kembali infrastruktur dan memberikan sumbangan yang menopang loyalitas pejuangnya, IS mampu meladeni pertempuran darat dan bertahan lebih dari satu tahun menghadapi pemboman udara yang dipimpin AS.
Perlu dicatat bahwa dalam 24 jam terakhir AS telah meluncurkan serangan pertama terhadap konvoi minyak ISIS. Sebelum Senin (02/01/17), Amerika Serikat telah menolak untuk menyerang lebih dari 1.000 truk tangki yang dikendalikan ISIS dengan alasan takut menimbulkan korban sipil, sebuah pernyataan yang meragukan terang Putin.
NY Times melaporkan:
Mengintensifkan tekanan pada Islamic State, pesawat tempur Amerika Serikat untuk pertama kalinya menyerang ratusan truk pada hari Senin, kelompok ekstremis telah menggunakan kendaraan tersebut untuk menyelundupkan minyak mentah yang diproduksi di Suriah, kata para pejabat Amerika.
Menurut pernyataan tersebut, 116 truk hancur dalam serangan yang terjadi di dekat Deir al-Zour, sebuah daerah di Suriah timur yang dikuasai oleh IS.
Serangan udara yang dilakukan oleh empat serangan pesawat A-10 dan dua serangan tempur AC-130 yang berbasis di Turki.
Sementara AS mengklaim operasi ini baru direncanakan dengan baik sebelum serangan teroris di Paris, hal yang patut dicurigai dalam perubahan taktik militer AS. Tampaknya bahwa AS sedang dipaksa lebih dekat ke posisi Rusia berdasarkan dari serangan di Perancis.
Selama konferensi pers, Putin menekankan koalisi internasional sangat diperlukan secara efektif melawan kelompok teroris, menekankan kesiapan Rusia untuk mendukung perang melawan ISIS.
“Beberapa kelompok oposisi bersenjata menganggap mungkin untuk memulai operasi aktif terhadap IS dengan dukungan Rusia. Dan kami siap untuk memberikan dukungan seperti dukungan dari udara. Jika hal itu terjadi, itu bisa menjadi dasar yang baik untuk pekerjaan berikutnya pada penyelesaian politik, ” kata Putin.
“Kami benar-benar perlu dukungan dari AS, Eropa, Arab Saudi, Turki, Iran,” tambah Presiden Rusia tersebut.
Menurut Putin bertolak dari serangan yang diklaim ISIS di Paris, dirinya berharap agar negara NATO yang terlibat di Suriah menyadari bahwa melenyapkan Assad bukanlah tujuan utama, dan bahwa bertempur melawan ISIS adalah misi yang sebenarnya.(ze)