MEDIAHARAPAN.COM, Bengkulu – Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu, Dempo Xler SIP MAP gelar reses dengan mengumpulkan pelajar, guru dan mahasiswa dalam kegiatan serap aspirasi.
Metode serap aspirasi yang tak pernah dilakukan oleh anggota DPRD Provinsi itu, menurut Dempo, sebagai kebijakan khusus untuk menampung aspirasi dunia pendidikan. Hasilnya, keluh kesah, guru, pelajar hingga mahasiswa banyak diberikan kepada Anggota DPRD Provinsi Bengkulu dapil Kota Bengkulu Dempo Xler. Seperti kesejahteraan guru, pemerataan pembangunan sekolah, pemerataan guru, hingga pemerataan fasilitas sekolah untuk menunjang aktivitas belajar mengajar.
“Kita berbuat berbeda. Karena Komisi saya mitra pendidikan, maka aspirasi dari mereka (pelajar, Mahasiswa) langsung saya minta terkait dunia pendidikan,” terang Dempo, usai menggelar reses di Aula Hotel Xtra Bengkulu, kemarin (12/6).
Menurut Dempo yang perlu disoroti terkait aspirasi pemertaan guru. Dari hasil serap asprasi itu, ternyata banyak guru yang menumpuk di satu sekolah maupun di satu wilayah. Padahal didaerah lain di Bengkulu, masih banyak sekolah kekurangan guru.
“Ternyata banyak guru menumpuk di Kota Bengkulu. Akhirnya berebut mata pelajaran, akhirnya didaerah lain banyak kekurangan guru. Ini problem yang harus cepat diselesaikan,” tuturnya.
Lalu terkait guru honorer, juga menjadi catatan penting, untuk peningkatan kesejahteraan. Meskipun saat ini ada solusi untuk rekrutemen PPPK, namun nasib guru honorer yang belum bisa masuk PPPK tetap harus diperhatikan.
“Ini juga masuk dalam catatan kita, untuk dibahas nanti di dewan,” tambah Dempo.
Tidak hanya itu, terkait proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) secara online, juga banyak dikeluhkan pihak sekolah. Menurut Dempo, banyak pihak sekolah tidak memiliki anggaran untuk melaksanakan PPDB secara online.
“Kita akan minta PPDB itu dibebankan lagi ke Dikbud lagi. Karena dulu pernah diambil dari pembiayaan sekolah, tapi menjadi temuan, hingga menjadi masalah,” ungkapnya.
Dari pelajar menurut Dempo, juga banyak menyampaikan keluhan. Seperti keluhan beasiswa yang tidak merata. Karena beasiswa ada yang diusulkan dari RT, namun juga tidak diusulkan, tidak mendapatkan beasiswa. Padahal, banyak pelajar yang layak mendapatkan beasiswa untuk mendukung pendidikan.
“Ada tumpang tindih disini, ya seperti pilih kasih lah. Kedepan ini tidak boleh terjadi lagi,” ujarnya.
Pelajar dan mahasiswa juga banyak mengelukan, aktifitas sehar-hari yang hanya belajar dan tugas. Sementara aktifitas lain seperti pelatihan ekstra, seperti trening KMO, usaha dan keahlian lain jarang dilakukan di dunai pendidikan. Padahal, ilmu ekstra sekolah itu penting untuk didapatkan, untuk menujang pengetahuan ketika diluar sekolah.
“Jadi tidak ada ruang untuk bersosialisasi dengan masyarakat. Pelajar dan mahaswa mengharpakan ada metode baru untuk belajar. Semua aspirasi yang masuk, kita akan bahas di DPRD Provinsi, sehinga bisa kita realisasikan apa yang telah menjadi keluhan dunia pendidikan,” tutup Dempo.
Sumber BE