MEDIAHARAPAN.COM, Jakarta – Teroris penyerang masjid di Christchurch, Selandia Baru semoat mengirim manifesto ke sejumlah pejabat dan institusi publik.
Kantor Perdana Menteri Selandia Baru mengaku menerima salinan manifesto dari terdakwa Brenton Tarrant 10 menit sebelum serangan teror mematikan menewaskan sedikitnya 50 Muslim terjadi.
Menurut sebuah laporan oleh harian lokal New Zealand Herald pada hari Sabtu (16/3), kantor PM Jacinda Ardern mengkonfirmasi bahwa Ardern adalah di antara banyak lainnya yang dikirim salinan.
Politisi lain yang menerima manifesto termasuk pemimpin Partai Nasional Simon Bridges dan Ketua Parlemen Selandia Baru Trevor Mallard.
Penerima lain sebagian besar adalah media domestik dan internasional.
Menurut laporan yang mengutip juru bicara Ardern, salinan tersebut dikirim ke email yang dikelola oleh kantor perdana menteri dan telah mengikuti prosedur standar dan mengirimkannya ke keamanan parlemen, kemudian dikirim ke polisi.
“Surat (manifesto) itu menjelaskan alasannya untuk melakukan serangan. Dia tidak mengatakan ini yang akan saya lakukan. Tidak ada kesempatan untuk menghentikannya,” kata juru bicara itu, menurut harian itu.
Manifesto Tarrant memiliki beberapa ekspresi seperti anti-migran, Islamofobia, ancaman terhadap Turki serta daftar pembunuhan termasuk di dalamnya menargetkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Teroris berusia 28 tahun itu didakwa akan tetap ditahan sampai 5 April, pengadilan di Selandia Baru memutuskan pada hari Sabtu.
Serangan teror kembar terjadi pada hari Jumat (15/3) di Christchurch menewaskan sedikitnya 50 orang.
Serangan teror, selama sholat Jumat mingguan di masjid Al Noor dan Linwood di Christchurch, disiarkan langsung di media sosial. Rekaman itu telah diturunkan. (Anadolu/bilal)










