Banten – Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Kerjasama Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan, Muhamad Mardiono melakukan kunjungan kerja ke Pusat Penelitian Pengembangan dan Penerapan Bioteknologi Mikroba Google (MIGO), di Desa Rancasanggal, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, pada Selasa, 24 Desember 2024.

Kedatangannya kali ini, dalam rangka melakukan observasi lapangan sekaligus berdiskusi dengan para inovator dan peneliti bioteknologi.
“Serta pemuliaan tanaman pangan varietas unggul yang adaptif dengan produktivitas tinggi untuk menopang swasembada pangan,” kata Sekjen STII Didi M. Rosidi dalma keterangan Persnya, Selasa, (24/12/2024).

Pada kesempatan ini, kunjungan Muhamad Mardiono atau akrab disapa Pak Mar, disambut langsung oleh Pengurus Besar Serikat Tani Islam Indonesia (PB STII).
Diantara Pengurus yang hadir adalah Ketua Umum Fathurrahman Mahfudz, Wakil Ketua Umum Hilman Ismail Metareum, Wakil Ketua Umum : Prof. Alizum Mashar, Ketua Bidang OKK : Husin Tasrik Makruf, Sekretaris Jendral Didi M. Rosidi, Wakil Sekretaris Jendral Ega Sarkis, dan M. Ichsan Kamil, serta rombongan Forkopimda Serang, Banten.
“Kedatangan Mardiono dalam rangka kunjungan langsung menyambangi Inovator dan Peneliti di Banten untuk Penguatan Swasembada Pangan,” jelas Didi.

Untuk diketahui, Pengurus Besar Serikat Tani Islam Indonesia (PB-STII) telah melaksanakan Muktamar STII ke VI di Bogor pada tanggal 6-7 Desember 2025, disertai pelantikan Pengurus PB STII pada tanggal 8 Desember 2025 di Gedung Pertemuan PT. RPN, Kota Bogor.
Utusan Khusus Presiden Bidang Ketahanan Pangan dan PB STII akan menjalankan kerjasama program ketahanan pangan di level nasional, berkolaborasi dengan struktur STII di seluruh Indonesia.
“Supporting program ketahanan pangan tersebut akan dilaksanakan dengan teknologi pertanian yg dipaparkan oleh Prof. Alizum Mashar dengan bibit unggulan Trisakti dengan teknologi Migo-nya,” ungkap Didi.
Dalam kesempatan itu, Mardiono juga menceritakan kondisi para petani di Indonesia yang masih belum sejahtera atau biasa disebut sebagai petani gurem.
“karena profesi petani kita yang belum sepenuhnya fokus utk menggarap pertanian,” katanya.
Kegiatan silaturrahmi ini dinilai sebagai langkah awal program-program kepengurusan STII di masa yang akan datang. []