MEDIAHARAPAN.COM, Kolombia – Sedikitnya empat orang tewas dan 200 lainnya luka-luka dalam protes anti-pemerintah di Venezuela pada hari Sabtu (23/2/2019).
Lima puluh satu orang juga ditangkap selama demonstrasi hari Sabtu ketika mereka bentrok dengan pasukan keamanan di perbatasan Kolombia.
Para pengunjuk rasa menyerukan pemerintah untuk membuka perbatasan dan mengizinkan bantuan kemanusiaan AS ke negara Amerika Selatan, demikian Foro Penal, sebuah LSM Venezuela mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya pada hari Sabtu, Venezuela memutuskan hubungan diplomatik dan politiknya dengan Kolombia.
Berbicara di ibukota Caracas, Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan dia tidak bisa lagi mentolerir “wilayah Kolombia digunakan untuk serangan terhadap Venezuela”.
Presiden sementara Venezuela, Presiden Juan Guaido menuduh bahwa paket bantuan pertama telah memasuki negara itu melalui perbatasannya dengan Brasil.
Venezuela memerintahkan penutupan sementara perbatasan negara itu dengan Kolombia pada Jumat malam.
Maduro mengatakan dia akan meminta pertanggungjawaban Presiden Kolombia Ivan Duque atas kekerasan pada 23 Februari – tanggal yang diumumkan untuk “bantuan” kepada negara.
Venezuela juga telah menutup perbatasan maritimnya dengan tiga pulau Karibia Belanda – Curacao, Aruba, dan Bonaire – menjelang operasi “bantuan asing”.
Guaido mendeklarasikan dirinya bertindak sebagai presiden pada 23 Januari sampai pemilihan baru diadakan, dan diakui oleh Australia, Kanada, Columbia, Peru, Ekuador, Paraguay, Brasil, Chili, Panama, Argentina, Kosta Rika, dan AS Parlemen Eropa mengambil langkah dalam arah yang sama.
Turki, Rusia, Iran, Kuba, Cina, dan Bolivia menegaskan kembali dukungan untuk Presiden Venezuela Maduro, yang berjanji untuk memutuskan semua hubungan diplomatik dan politik dengan AS setelah pertikaian diplomatik.
Presiden AS Donald Trump menunjuk intervensi militer sebagai kemungkinan sejumlah pilihan yang dapat ia gunakan untuk membantu menyelesaikan krisis.
(anadolu/bilal)