MEDIAHARAPAN.COM, Jakarta – Sejuknya kota Bandung masih terasa, di depan Rumah Sakit Hermina Pasteur duduk seorang kakek tua.
Ia membawa beberapa barang peralatan untuk berjualan kopi. Kami memanggilnya pak Dede, beliau tinggal seorang diri.
Pak Dede bercerita kepada kami, bahwasanya Ia hidup dari secangkir kopi. Saat orang tidur pada dini hari, pukul 03:00 sudah berangkat kedepan RS Hermina. Menunggu pelanggan yang ingin menikmati secangkir penghangat badan.
Saat kami meminum barista jalanan tersebut, beliau kembali mengisahkan.
“Kang saya hidup dari kopi ini, kontrakan dari kopi, makan dari kopi” ungkapnya.
Kulitnya sudah mulai menua, gigi pun sudah bejatuhan. Badannya yang rapuh masih kuat untuk mencari nafkah.
Hidupnya lebih bergengsi, dibandingkan koruptor dan pengemis jalanan lainnya. Wajahnya yang teduh, menunjukkan dirinya yang kuat.
Lebih kuat dari anak muda yang sering mengeluh karena tidak dapat pekerjaan tidak melakukan usaha. Hal ini menarik, dan bisa menjadi pelajaran bagi kita untuk bertahan dari sebuah kopi.