• Redaksi
  • Kode Etik
Media Harapan
  • Home
  • Nasional
    • Hukum & Kriminal
    • Daerah
    • Politik
    • Peristiwa
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
    • Macro
    • Pojok UKM
  • Internasional
  • Tekno
    • Teknologi
    • Telekomunikasi
  • Olahraga
    • Arena
    • Hobi
  • Khazanah
    • Opini
    • Profil
  • Sosial
    • CSR
    • Komunitas
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
    • Hukum & Kriminal
    • Daerah
    • Politik
    • Peristiwa
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
    • Macro
    • Pojok UKM
  • Internasional
  • Tekno
    • Teknologi
    • Telekomunikasi
  • Olahraga
    • Arena
    • Hobi
  • Khazanah
    • Opini
    • Profil
  • Sosial
    • CSR
    • Komunitas
  • Video
No Result
View All Result
Media Harapan
No Result
View All Result
Home Citizen Artikel

Budaya Membaca = Membangun Peradaban

by Media Harapan
31 March 2017 22:33
in Artikel, Komunitas, Olahraga
0

Mohamad Ikhsan Tualeka

Oleh: Mohamad Ikhsan Tualeka

(Ketua Muda Berdaya Indonesia/Empower Youth Indonesia (EYI-GLGN)) 

Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia belum memiliki budaya membaca yang baik. Bila indikator ini dikaitkan dengan jumlah referensi yang dihasilkan setiap tahun, dimana jumlah referensi yang dihasilkan di negara ini hanya lima ribu buku pertahun, dibandingkan dengan Negeri Jiran Malaysia yang sudah mencapai sepuluh ribu buku pertahun, apalagi dengan Amerika yang mencapai seratus ribu buku pertahun, maka negara kita sangat tertinggal.

Wajar bila negara kita juga dikenal sebagai negara yang kerap irasional, dimana cara berpikir dan bertindak sebagian masyarakatnya lebih didasarkan pada sesuatu yang irasional, syirik dan tahayul dibandingkan dengan cara berfikir yang rasional. Dimana-mana, mulai masyarakat bawah sampai masyarakat kelas atas, aktivitas tahayul sering ditemukan, seperti membuang sesajen di laut, meletakkan sesajen di rumah oleh masyarakat desa, ke dukun agar diberi kepintaran dan lolos ujian, untuk memenangkan kontrak kerja menggunakan ajian-ajian tertentu, sampai percaya pada pawang hujan oleh sekian pejabat ketika akan meresmikan suatu proyek.

Sehingga tidak heran, bila bangsa ini sulit terangkat dari keterpurukan. Angka kemiskinan terus naik, walaupun telah berbagai program pengentasan kemiskinan dilakukan, antara lain karena masyarakat tidak bisa merasionalkan program pemerintah.

Pantas saja bangsa ini tidak bisa bersaing dengan bangsa lain. Ketika negara-negara lain berlomba untuk menonjolkan aspek teknik sepak bola dan kenyataannya lebih maju dalam bidang tersebut, masih banyak di masyarakat kita yang percaya bahwa dengan menggunakan kekuatan-kekuatan magis maka akan mampu memperdayakan penjaga gawang lawan

Berbaurnya kepercayaan akan tahayul – yang lebih dikenal dengan syirik – dengan cara berfikir rasional ikut merusak citra kebangsan kita. Dalam ajaran agama dikatakan bahwa Allah tidak akan menerima amalan seseorang yang melaksanakan sesuatu berdasarkan tahayul atau syirik. Lumrah bila bangsa ini sulit berkembang bahkan semakin mundur, yang ditandai dengan berbagai masalah kebangsaan yang tak kunjung terselesaikan

Memang, kebiasaan bangsa kita dalam beberapa aspek kehidupan masih diwarnai dengan kepercayaan animisme dan dinamisme, karena itu bagian dari proses sejarah bangsa ini. Namun, karena tidak adanya budaya membaca yang baik membuat sebagian besar masyarakat Indonesia masih tergantung pada kepercayaan-kepercayaan tersebut. Selain kepercayaan akan tahayul yang mereduksi perilaku gemar membaca, budaya lisan atau ‘gosip’ juga menjadi persoalan utama pengembangan minat baca masyarakat.

Sebagian besar masyarakat masih menggunakan budaya lisan dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis sangatlah jarang.
Tak aneh, jika banyak kesepakatan yang pernah dibuat akhirnya berakhir di pengadilan karena kesepakatan-kesepakatan yang dibuat tidak terdokumentasikan secara tertulis.

Seringkali berbagai informasi penting hilang begitu saja karena tidak terdokumentasi. Sejumlah petisi dan momentum penting lainnya tidak terdokumentasikan sehingga masyarakat kurang referensi dalam mengungkapkan apresiasi kebangsaannya.
Rendahnya budaya membaca masyarakat kita juga disebabkan kurangnya peran pemerintah dalam membudayakan gemar membaca.

Sangat jarang ada perpustakaan di desa-desa atau di tingkat RT maupun RW, apalagi perpustakaan keliling sangat sulit ditemukan. Rendahnya budaya membaca juga disebabkan masih mahal harga buku. Pemerintah juga tidak memberikan subsidi pada pengadaan buku-buku sehingga harga buku masih sulit terjangkau oleh kocek masyarakat bawah, akibatnya masyarakat kurang memiliki akses pada buku bacaan.

NILAI STRATEGIS BUDAYA MEMBACA
Dalam ajaran agama, membaca sangatlah penting. Dalam Islam, ayat pertama dari Al-Quran yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad S.A.W adalah surat Al-Alaq. Dalam ayat pertama surat itu, Allah memerintahkan untuk membaca (Iqra) disebutkan tiga kali. Membaca dalam arti luas dan sempit perlu direnungkan lewat ayat tersebut.
Menjadi relevan, bila indikator negara maju dikaitkan dengan gemar membaca. Semakin maju suatu negara maka semakin banyak halaman buku yang dibaca.

Dalam sejumlah data, negara-negara maju masyarakatnya rata-rata membaca lebih dari seratus halaman buku setiap hari. Di Jepang, sangat jarang terlihat masyarakat berkerumun dan ngobrol tanpa arah. Mereka selalu disibukkan dengan keasyikan membaca. Situasi ini sering terlihat di tempat-tempat tunggu atau di dalam kereta api dan angkutan masal lainnya.

Di Malaysia, salah satu negara tetangga yang amat pesat kemajuannya di segala bidang, pemerintahnya sangat memberikan perhatian besar pada pembiasaan masyarakat gemar membaca. Di beberapa lokasi dapat ditemukan motto untuk membangkitkan semangat membaca. Selain motto, masyarakat juga memberikan kemudahan untuk akses pada buku ataupun informasi. Subsidi besar-besaran diberikan kepada masyarakat untuk memperoleh buku murah. Pemberian penghargaan serta subsidi pada pengarang atau penulis juga menjadi prioritas utama pemerintah.

Pantas bila Malaysia secara perlahan-lahan mulai setapak lebih maju dari negara kita. Walaupun dalam tiga dekade sebelum ini masyarakat Malaysia masih belajar pada Indonesia. Dengan demikian, untuk maju dan berperadaban, tidak ada kata lain kecuali harus diawali dengan kebiasaan masyarakat gemar membaca.

Kita juga harus memiliki motto sebagai alat motivasi untuk membangkitkan gairah membaca. Semua lapisan masyarakat di mana pun berada bisa saja memiliki motto yang sama untuk membangkitkan gairah membaca, misalnya; Budaya Membaca = Membangun Peradaban.

Bila slogan seperti “Budaya Membaca = Membangun Peradaban” di tanah air digelorakan, akan menjadi kompor bagi semangat kolektif untuk menjadikan budaya membaca sebagai habitus keseharian warga-bangsa. Semua lapisan masyarakat wajib berpartisipasi didalam upaya ini.

Langkah ini dapat diawali dengan dibuatnya kebijakan untuk menggairahkan budaya membaca gemar masyarakat. Kebijakan itu perlu didukung oleh semua stake holder yang ada, baik pemerintah, masyarakat sipil dan masyakarat ekonomi.

Pemerintah, baik eksekutif maupun legislatif harus mendukung dan ikut mengkampanyekan budaya membaca. Para pengusaha atau masyarakat ekonomi perlu memberikan alokasi anggaran dari dana CSR (Corporate Social Responsibility) untuk pengadaan buku atau mendirikan infrastruktur, seperti gedung atau gardu-gardu perpustakaan di kampung-kampung atau pedesaan, serta perpustakaan keliling.

Sekolah-sekolah termasuk perguruan tinggi mesti memberikan porsi lebih besar dalam memotivasi para peserta didik untuk memiliki gairah membaca. Masyarakat terutama organisasi masyarakat sipil, khususnya organisasi pemuda sebagai ujung tombak pelaksanaan kegiatan kemasyarakatan dan kepemudaan, perlu memotivasi diri dan kelompoknya agar selalu memiliki keinginan untuk membaca. Karena dengan budaya membaca, peradaban bangsa ini dapat kita bangun. (*)

Comments

comments

Previous Post

Bocah Penderita Gizi Buruk di Maluku Tengah Butuh Uluran Tangan  

Next Post

Relawan Bidadari Anies Sandi Berduka

Media Harapan

Next Post
Relawan Bidadari Anies Sandi Berduka

Relawan Bidadari Anies Sandi Berduka

BERITA POPULER

Budaya Membaca = Membangun Peradaban

31 March 2017 22:33
10 Alat Bantu Fotografi yang Wajib Diketahui Pemula

10 Alat Bantu Fotografi yang Wajib Diketahui Pemula

28 August 2023 14:39
Pesawat Garuda Indonesia Jakarta-Jeddah Mendarat Darurat di Kolombo

Pesawat Garuda Indonesia Jakarta-Jeddah Mendarat Darurat di Kolombo

3 April 2019 23:32
Judi Offline

Judi Offline

6 November 2023 23:19
Ragam Kesenian Tradisional Yogyakarta

Ragam Kesenian Tradisional Yogyakarta

4 October 2022 09:04
Orang Sholeh Yang Diam Menyaksikan Kemungkaran Maka Ia Terlaknat

Orang Sholeh Yang Diam Menyaksikan Kemungkaran Maka Ia Terlaknat

29 April 2019 08:25

BERITA TERBARU

Perkemahan Remaja Muslimah 2025: Bentuk Generasi Tangguh, Sehat, dan Visioner

Perkemahan Remaja Muslimah 2025: Bentuk Generasi Tangguh, Sehat, dan Visioner

14 October 2025 18:51
STQH Nasional 2025 Hadirkan Pameran Kaligrafi dari 50 Negara

STQH Nasional 2025 Hadirkan Pameran Kaligrafi dari 50 Negara

13 October 2025 11:04
Akarsana Digital PR dan Fortitude Security Singapura Teken MoU Kolaborasi Strategis Lintas Negara

Akarsana Digital PR dan Fortitude Security Singapura Teken MoU Kolaborasi Strategis Lintas Negara

13 October 2025 10:15
Bersiap Ikut Event Internasional Perkumpulan Olahraga Unta Indonesia Bertemu Komite Olimpiade Indonesia

Bersiap Ikut Event Internasional Perkumpulan Olahraga Unta Indonesia Bertemu Komite Olimpiade Indonesia

11 October 2025 09:42

Follow Us

Media Harapan merupakan web portal berita berbasiskan citizen jurnalism yang menyajikan berbagai peristiwa yang terjadi baik dalam maupun luar negeri. Semua materi dalam situs mediaharapan.com boleh di copy guna keperluan pengembangan pengetahuan dan wawasan masyarakat khususnya peningkatan inteligensi pemuda-pemudi Indonesia dan referensi non komersil dengan mencantumkan mediaharapan.com sebagai sumbernya. Semua masyarakat khususnya pemuda-pemudi Indonesia dapat berpartisipasi sebagai citizen jurnalism dengan mengirimkan rilis, informasi, berita, artikel, opini atau foto untuk dipublikasikan melalui alamat email Redaksi.

Recent News

Perkemahan Remaja Muslimah 2025: Bentuk Generasi Tangguh, Sehat, dan Visioner

Perkemahan Remaja Muslimah 2025: Bentuk Generasi Tangguh, Sehat, dan Visioner

14 October 2025 18:51
STQH Nasional 2025 Hadirkan Pameran Kaligrafi dari 50 Negara

STQH Nasional 2025 Hadirkan Pameran Kaligrafi dari 50 Negara

13 October 2025 11:04
  • Redaksi
  • Kode Etik

© 2019 mediaharapan.com - By Wahana Muda Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
    • Hukum & Kriminal
    • Daerah
    • Politik
    • Peristiwa
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
    • Macro
    • Pojok UKM
  • Internasional
  • Tekno
    • Teknologi
    • Telekomunikasi
  • Olahraga
    • Arena
    • Hobi
  • Khazanah
    • Opini
    • Profil
  • Sosial
    • CSR
    • Komunitas
  • Video

© 2019 mediaharapan.com - By Wahana Muda Indonesia