Oleh : Buya Gusrizal Gazahar
(Ketua MUI Sumatera Barat)
Mungkin yang saya tulis ini bukan lagi hal yang baru. Bisa jadi ini juga bukan penjelasan yang komprehensif.
Walaupun demikian, ini merupakan amanah yang harus dijalankan.
Bagi setiap insan muslim yang masih meyakini kesempurnaan Islam, menunjuk seorang pemimpin merupakan fardhu kifayah (kewajiban bersama) yang tidak hanya berada dalam ruang politik semata. Karena tidak dikenal di dalam ajaran Islam pemisahan satu sisi kehidupan dari sisi-sisi lainnya dari jangkauan petunjuk syari’at.
‘Aqidah, ‘ibadah, mu’amalah hanyalah pemilahan bukanlah pemisahan.
Keterbukaan dalam bermu’amalah bukan berarti membuka peluang untuk penghancuran ‘aqidah dan perusakan ‘ibadah.
Karena itu, kepemimpinan bukan semata memiliki kekuasaan tapi lebih jauh adalah untuk mewujudkan peran dan fungsi yang tak mungkin sama sekali dipikul oleh seorang kafir.

Sangat mustahil seorang yang mengingkari sesuatu, akan menegakkannya.
Jadi jangan berharap mewujudkan kejayaan Islam dan umat Islam melalui tangan manusia yang mengingkarinya.
Kalaupun ada riwayat yang menyebutkan bahwa agama ini bisa dikuatkan oleh Allah swt melalaui seorang durjana, tapi ketahuilah bahwa itu bukanlah pilihan yang disuruh melainkan kehendak Allah swt yang diluar qudrah dan ikhtiyar manusia.
Bagi siapa saja insan muslim yang masih mengimani kitab sucinya, sadarlah dari segala khayal yang merupakan buah janji-janji palsu.
Allah swt telah menafikan angan-angan itu dalam firman-Nya:
{الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ ۚ أَيَبْتَغُونَ عِندَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا} [النساء : 139]
“Orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi pemimpin-pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kemuliaan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kemuliaan kepunyaan Allah.” (QS. al-Nisa’ 4:139)
Wahai umat Islam !
Bertanyalah kepada hatimu !
Selagi di dalamnya masih ada sedikit keimanan, apakah kekufuran akan menjadi tumpangan untuk meraih kemuliaan dari Allah swt ???
Tentu jawabannya “TIDAK”.
Kekufuran adalah kezhaliman tertinggi yang dilakukan seseorang terhadap dirinya.
Apakah seorang zhalim akan diharapkan bertindak adil ??? Tentu ini bagaikan berharap “sisiek ka limbek” atau bak si pungguk merindukan bulan.
Allah swt telah memutuskan bahwa kemuliaan menjadi pemimpin tidak boleh didapatkan oleh mereka yang zhalim. Karena itu, tugas kita untuk menjauhkan kepemimpinan itu dari mereka yang tidak melihat kepemimpinan itu sebagai tugas dan amanah dari Allah swt dan kelanjutan dari tugas Rasulullah saw.
Perhatikanlah firman Allah swt:
{۞ وَإِذِ ابْتَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ ۖ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا ۖ قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِي ۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ} [البقرة : 124]
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim”. (QS. al-Baqarah 2:124)
Dengan alasan-alasan di atas, saya mengajak umat Islam yang diberikan amanah untuk memberikan kepercayaan menunjuk pemimpin Ibu Kota Negara Republik Indonesia tercinta ini, agar jangan meletakkan kepercayaan itu di pundak orang yang durhaka kepada Allah swt dan tak menaruh hiba kepada kaum muslimin dengan segala bukti perkataan dan perbuatannya selama ini !
Wahai umat Islam ! Takutlah dengan peringatan Allah swt dalam firman-Nya:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ ۚ أَتُرِيدُونَ أَن تَجْعَلُوا لِلَّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا مُّبِينًا} [النساء : 144]
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu membuat alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)? (QS. al-Nisa’ 4:144)
Akhirnya, dengan rasa tanggungjawab sebagai seorang penuntut ilmu syari’at Islam yang yakin bahwa setiap kalimat yang disampaikan akan diminta pertanggungjawabannya kelak di hari kiamat maka saya menghimbau seluruh umat Islam di Ibu Kota terkhusus lagi masyarakat Minang:
“TUNAIKANLAH TUGASMU DAN INGATLAH BAHWA TIDAK ADA PILIHAN DI HADAPAN KITA MELAINKAN MEMILIH PEMIMPIN MUSLIM”
Janganlah diam dan mengambil sikap tak terlibat dalam menghadapi kondisi saat ini. Berbuatlah dan rapatkanlah barisan karena bila kamu mengambil sikap tak peduli maka tugas fatdhu kifayah itu tak akan terwujud dan kita semua yang akan menanggung akibatnya di masa yang akan datang.
Ingatlah petunjuk syari’at !
Bula suatu kewajiban bergantung kepada yang lainnya untuk bisa terlaksana maka antara kewajiban dan yang lain itu, sama-sama wajib hukumnya !
Jadi, menyelamatkan Ibu Kota kita dengan memilih pemimpin muslim adalah kewajiban setiap muslim yang memiliki hak untuk ikut menentukannya.
Semoga Allah swt meneguhkan hati saudara-saudaraku semua dan memenangkan umat Islam dalam perjuangan mereka. Amiiin.
Alaa qad ballaghtu, Allahumma fasyhad !!!