MEDIAHARAPAN.COM, Jakarta – Mekanisasi dan inovasi teknologi pertanian merupakan keniscayaan dalam rangka mempercepat peningkatan hasil pertanian dan kualitasnya, mengingat kebutuhan pangan dunia saat ini meningkat seiring pertumbuhan penduduk secara pesat
Indonesia pun kaya akan sumber daya alam (SDA), lahan yang sangat luas dan subur, serta sumber daya manusia (SDM) yang maju, berpendidikan dan kemampuan diatas rata-rata. Hal itu sangat memungkinkan membentuk dan meningkatkan innovasi di bidang teknologi pertanaian, guna meningkatkan swasembada pangan dan mendukung tercapainya kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Atas dasar itu, Gerakan Pemuda Tani Indonesia (Gempita) Kementerian Pertanian (Kementan) mengadakan “Agriventor 2017: Kompetisi Penemu Muda”, lomba inovasi teknologi pertanian bagi generasi muda Indonesia dan bekerjasama dengan RILIS.ID sebagai event partner.
“Kegitan ini untuk mendorong munculnya generasi muda yang maju dengan penemuan-penemuan mutakhir di bidang pertanian, yang kiranya dapat diterapkan dalam mendukung penggunaan teknologi maju dalam bidang pertanian untuk meningkatkan hasil pertanian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia,” ujar Koordinator Nasional Gempita, M Riyada, di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Rabu (13/9/2017).
Riyada menambahkan, acara tersebut menargetkan para penemu muda di tingkat mahasiswa dalam rangka melahirkan generasi muda yang tangguh, cerdas, dan mampu bersaing di dunia internasional serta mengumpulkan muda-mudi yang kreatif dan dapat menciptakan teknologi baru tepat guna di Indonesia.
“Lomba ini diikuti semua universitas se-Indonesia, di mana setiap universitas dapat mengutus satu tim atau kelompok yang dipilih untuk berpartisipasi. Nantinya, setiap tim yang diutus diharuskan membuat satu alat dengan peningkatan teknologi yang bertujuan dapat meningkatkan penggunaan teknologi yang bertujuan memudahkan untuk operasional dan dapat meningkatkan hasil pertanian,” jelasnya.
“Kami selaku penyelenggara melalui jumpa pers berharap, acara Agriventor 2017 dapat tersosialisasikan dengan baik, sehingga memaksimalkan partisipasi pemuda-pemuda inovatif dan kreatif pada lomba ini,” sambung Riyada.
Mengingat Agriventor 2017 merupakan kegiatan ajang kompetisi inovasi teknologi bagi generasi muda, Gempita berharap dukungan berbagai pihak dalam rangka menyukseskan acara tersebut.
Pada kesempatan sama, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dr. Momon Rusmono, menyatakan teknologi di bidang pertanian berperan strategis dalam peningkatan produksi pertanian sehingga mendorong peningkatan nilai tambah produk pertanian dan tingkat pendapatan pelaku usaha pertanian.
Teknologi tersebut meliputi sarana produksi pertanian, seperti benih, pupuk, dan perlengkapan pertanian; teknologi produksi pertanian; dan teknologi pengolahan hasil pertanian.
Teknologi pun bersifat dinamis dan terus berkembang sesuai dinamika permintaan pasar. Namun, percepatan inovasi teknologi sangat ditentukan kapasitas SDM sebagai pelaku. “Karena itu, kegiatan peningkatan kapasitas SDM untuk mengembangkan teknologi perlu dilakukan sebanyak mungkin, sebagai ajang untuk memperkaya inovasi teknologi,” paparnya.
Hal tersebut menjadi dasar BPPSDMP Kementan mendukung penuh acara Agriventor 2017 yang digagas Gempita dan berharap berdampak pada penguatan teknologi pertanian, penguatan pilar generasi muda di bidang pertanian, perluasan areal tanam, dan peningkatan produksi pangan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan juga memberikan dukungannya terhadap kompetisi Agriventor 2017, karena selain selaras dengan tugas-tugasnya, acara tersebut pun bermanfaat dalam mendorong pembangunan pertanian berkelanjutan, antusiasme, dan kreativitas melalui inovasi teknologi pertanian.
Untuk diketahui, Balitbangtan senantiasa menghasilkan dan/atau memperbarui teknologi unggul guna mengantisipasi dinamika perubahan lingkungan strategis, seperti menurunnya minat generasi muda yang berkecimpung di sektor pertanian.
“Padahal, sektor pertanian adalah sektor ekonomi yang vital dan strategis, khususnya dalam penyediaan bahan pangan,” ungkap Kepala Balitbangtan Kementan, Dr. Muhamad Syakir, di tempat sama.
Dr. Syakir menambahkan, inovasi yang diperlukan dalam pertanian modern tidak terbatas pada teknologi fisik semata, namun inovasi dalam konteks kelembagaan dan rekayasa sosial juga sangat diperlukan. Diharapkan melalui kompetisi Agriventor 2017 mampu menghasilkan berbagai rekayasa teknologi pertanian yang efisien, efektif, dan mampu meningkatkan nilai tambah produk pertanian.
“Terpenuhinya ketiga syarat utama inovasi teknologi tersebut diharapkan dapat mewujudkan cita-cita Indonesia untuk menjadi Lumbung Pangan Dunia 2045 yang menyejahterakan petani,” harapnya.
Ada lima kategori dalam Agriventor 2017, yakni inovasi teknologi tepat guna, menggunakan produk dalam negeri, alat dan mesin pertanian cerdas dan canggih, alat pertanian yang dapat meningkatkan hasil pertanian, serta alat pertanian yang dapat memudahkan petani dalam proses penanaman, perawatan hingga panen.
Persiapan Agriventor 2017 yang meliputi pembuatan proposal, undangan ke universitas dan koordinasi menyeluruh dilakukan sejak awal hingga akhir September 2017. Sedangkan penjurian dilaksanakan pada 14-15 Desember.
“Pengumuman pemenang dan penyerahan hadiah digelar 16 Desember. Untuk keterangan lebih detail, dapat mengakses situs resmi Gempita Kementan di gempita.pertanian.go.id/agriventor,” ujar Deni Rusdiana Ketua Panitia Agriventor 2017.