MEDIAHARAPAN.COM, Tripoli – Otoritas keagamaan tertinggi Libya mengeluarkan fatwa kepada masyarakat untuk siap berperang melawan kampanye militer komandan Khalifa Haftar yang ingin merebut ibukota.
“Rakyat Libya harus melawan dan berperang melawan pasukan Haftar di Tripoli agar tidak melihat kejahatan kemanusiaan seperti mereka lakukan di [kota timur] Derna dan Benghazi,” kata Grand Mufti Libya Syaikh Sadiq Al-Ghariani, berbicara kepada televisi Al-Jazeera Mubasher berbasis di Qatar, Kamis (4/4).
“Bukan lagi rahasia bahwa misi PBB di negara itu bekerja sama dengan Haftar,” kata Al-Ghariani, merujuk pada Misi Dukungan PBB di Libya (UNSMIL).
Dia menambahkan bahwa misi PBB dikerahkan di negara itu bukan untuk menyelesaikan masalah tetapi untuk memperburuk mereka.
Pada hari Rabu, Fayez al-Sarraj, kepala pemerintah berbasis di Tripoli, memerintahkan pasukan keamanan untuk “mempersiapkan dan menanggapi setiap ancaman yang ditujukan untuk mengganggu stabilitas kawasan”.
Sebelumnya pada hari itu, Haftar, yang berafiliasi dengan pemerintah saingan berbasis di kota timur Al-Bayda, dilaporkan memerintahkan pasukannya untuk mengerahkan ke bagian barat negara itu dengan tujuan untuk “membersihkan wilayah kelompok-kelompok dan benteng-benteng teroris.
Khalifa Haftar adalah mantan jenderal di era Khadafi, yang didukung Barat untuk melawan kelompok-kelompok Islamis di Libya. Pasukannya sempat membuat heboh dunia karena melakukan kejahatan perang saat merebut kota Derna dan Benghazi dari kelompok Islamis.
Libya masih dilanda gejolak sejak 2011, ketika pemberontakan yang didukung NATO menyebabkan penggulingan dan kematian Presiden Muammar Gaddafi setelah empat dekade berkuasa.
Sejak itu, perpecahan politik negara itu telah menghasilkan dua kursi kekuasaan saingan: satu di Al-Bayda, yang mana Haftar terafiliasi, dan satu lagi di Tripoli. (Anadolu/bilal)