MEDIAHARAPAN.COM, Tripoli – Bentrokan sengit meletus di daerah Ain Zara sebelah selatan ibu kota Tripoli, Libya, antara pasukan pro-Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) berbasis di Tripoli Libya dan milisi pro-Khalifa Haftar, yang memimpin pasukan yang berbasis di timur negara itu.
Bentrokan itu digambarkan sebagai bentrokan yang paling sengit sejak dimulai. Bentrokan baru-baru ini, meletus pada Selasa malam ketika, pasukan GNA yang diakui secara internasional berusaha merebut kembali beberapa wilayah dari pasukan Haftar selama dua hari terakhir.
Bentrokan terjadi menggunakan segala macam senjata dan meletus di daerah perumahan, kata para saksi mata.
Banyak keluarga yang tinggal di daerah Ain Zara tidak dapat meninggalkan rumah mereka karena bentrokan militer yang sengit, menurut para saksi. Para saksi menambahkan bahwa, pasukan pimpinan Haftar telah merebut beberapa jalan di daerah itu.
Jumlah korban dalam bentrokan belum diumumkan.
Sementara itu, pasukan Haftar mengumumkan bahwa mereka berhasil menguasai lingkungan Ain Zara, mengumumkan kendali mereka atas Jalan Al-Fitra dan markas besar Batalyon ke-42 yang berafiliasi dengan GNA.
Bentrokan sebelumnya antara pasukan yang setia pada GNA dan pasukan Haftar, yang memimpin pasukan yang setia kepada pemerintah saingan yang berbasis di timur negara itu, berlanjut Selasa, menurut sumber-sumber lokal.
“Pesawat-pesawat tempur GNA sekarang menargetkan pasukan pro-Haftar yang dikerahkan ke distrik Sog al-Khmies selatan Tripoli,” kata sumber militer setempat kepada Anadolu Agency.
“Namun serangan udara telah gagal menyebabkan kerusakan karena pasukan pro-Haftar menggunakan baterai anti-pesawat,” tambah sumber itu, yang berbicara dengan syarat anonim karena ia tidak berwenang untuk berbicara kepada media.
Menurut laporan media lokal, pasukan GNA juga menargetkan jalur pasokan Haftar yang menghubungkan Tripoli ke kota Ghariyan (terletak sekitar 100 kilometer selatan ibukota), yang dilaporkan oleh pasukan pro-Haftar sebagai pangkalan depan.
Sebelumnya Selasa, pesawat-pesawat tempur yang berafiliasi dengan pasukan Haftar menyerang bandara internasional Tripoli tanpa menimbulkan korban, kata saksi setempat.
Akhir pekan lalu, Haftar mengumumkan peluncuran kampanye ambisius untuk menangkap Tripoli, tempat GNA bermarkas.
Namun pada hari Senin, kampanye tampaknya telah kehilangan momentum, karena pasukan pro-GNA merebut kembali dua pangkalan militer di dekat ibukota setelah dua pangkalan sempat sebentar dikuasai oleh pasukan Haftar.
Kedua belah pihak masih terus terlibat baku tembak di tiga bandara strategis dekat Tripoli.
Khalifa Haftar adalah mantan jenderal di era Khadafi, yang didukung Barat untuk melawan kelompok-kelompok Islamis di Libya. Pasukannya sempat membuat heboh dunia karena melakukan kejahatan perang saat merebut kota Derna dan Benghazi dari kelompok Islamis.
Libya masih dilanda gejolak sejak 2011, ketika pemberontakan yang didukung NATO menyebabkan penggulingan dan kematian Presiden Muammar Gaddafi setelah empat dekade berkuasa.
Sejak itu, perpecahan politik negara itu telah menghasilkan dua kursi kekuasaan saingan: satu di Al-Bayda, yang mana Haftar terafiliasi, dan satu lagi di Tripoli. (Anadolu/bilal)