MEDIAHARAPAN.COM, Dakkar – Perdana menteri Mali dan pemerintahannya mundur pasca gerilyawan menyerbu sebuah desa di Mali tengah dan menewaskan lebih dari 150 orang.
Perdana Menteri Soumeylou Boubeye Maiga mengajukan pengunduran dirinya kepada Presiden Ibrahim Boubacar Keita pada hari Kamis (18/4).
“Presiden menerima pengunduran diri perdana menteri dan anggota pemerintah,” kata pernyataan dari kantor Boubacar Keita.
Perdana menteri baru akan diangkat dan pemerintahan baru akan dibentuk “segera” setelah berkonsultasi dengan pemerintah dan oposisi, pernyataan itu menambahkan.
Pada 23 Maret, gerilyawan menyerbu desa Egossagou, menewaskan sedikitnya 161 orang dan banyak rumah terbakar.
Ketegangan meletus di Mali pada 2012 akibat kudeta yang gagal dan pemberontakan Touareg yang pada akhirnya memungkinkan kelompok-kelompok militan terkait al-Qaeda untuk menguasai setengah bagian utara negara itu.
Pada 2015, kesepakatan damai ditandatangani antara pemerintah dan beberapa kelompok pemberontak.
Perselisihan politik dan masyarakat terus memicu ketegangan di Mali utara, sehingga merusak implementasi perjanjian damai. (Anadolu/bilal)