MEDIAHARAPAN.COM, Kairo – Putra mendiang Presiden Mesir Muhammad Mursi, Abdullah menuduh Presiden petahana Abdul Fattah al-Sisi dan sejumlah pejabat telah “membunuh” ayahnya.
Mursi, presiden pertama yang terpilih secara demokratis, meninggal pada hari Senin (17/6) setelah jatuh dalam koma di dalam ruang kaca isolasi kedap suara selama persidangannya atas tuduhan “spionase”.
Dalam twit pada hari Kamis (20/6), putra mendiang presiden itu menyebutkan sejumlah pejabat yang ia sebut “mitra” al-Sisi “dalam membunuh presiden Syuhada”.
Dia khususnya menuduh petahana dan mantan menteri dalam negeri Mahmoud Tawfiq dan Magdy Abdel Ghaffar.
Nama-nama itu juga termasuk hakim Shirin Fahmy, Shaaban al-Shami dan Ahmed Sabry serta Jaksa Agung Nabil Sadek dan Kepala Dinas Intelijen Abbas Kamil.
Pihak berwenang Mesir belum mengomentari klaim putra Mursi tersebut.
Mursi, anggota terkemuka Ikhwanul Muslimin Mesir, memenangkan pemilihan presiden Mesir.
Namun, setelah hanya satu tahun menjabat, ia digulingkan dan dipenjara dalam kudeta militer yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan saat itu, Abdel-Fattah al-Sisi, yang saat ini menjadi Presiden Mesir.
Pada saat kematiannya, Mursi menghadapi sejumlah tuntutan hukum, yang menurutnya, bersama sejumlah kelompok hak asasi manusia dan pengamat independen, bermotif politik. (Anadolu/bilal)