MEDIAHARAPAN.COM, Jakarta – Kepemimpinan merupakan suatu kiat atau kewibawaan yang mampu menggerakan orang lain, baik secara perseorangan maupun kelompok di dalam suatu organisasi sehingga menimbulkan kemauan dan kemampuan untuk melakukan suatu perubahan dalam mencapai tujuan organisasi.
Bertempat di Padepokan Cemara Mas Depok, Jawa Barat telah diadakannya suatu Pelatihan Dasar Kepemimpinan dalam bentuk sharing sesion dan pemaparan materi dengan jumlah sekitar 70 Mahasiswa semester 4-6 Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Sebi Depok.
Pada kesempatan itu, hadir Kepala Bagian Ekonomi Baznas Pusat Gusri Efendi sebagai pemateri. Sebagai orang yang telah lama berkecimpung dan berpengalaman di dunia Pemberdayaan Masyarakat, Beliau menjelaskan kepada mahasiswa bagaimana Dasar-Dasar Pemberdayaan Masyarakat itu dilakukan dari sisi Praktisi bukan akademisi.
Antusiasme mahasiswa luar biasa ini terlihat dengan sejumlah pertanyaan dan tanggapan kritis yang dilontarkan mahasiswa terkait isu Zakat yang dikelola oleh BAZNAZ. Mahasiswa-mahasiswa terbaik ini kedepan akan dilatih lebih mendalam lagi terkait pemberdayaan masyarakat.
Untuk mewujudkan sosok pemimpin yang tidak hanya mampu menggerakkan orang lain namun, mampu memberdayakan masyarakat adalah nilai plus bagi pemimpin tersebut. Untuk itu dibutuhkam pemuda-pemudi yang memiliki keiinginan dan kemauan tersendiri untuk terjun dilingkungan masyarakat menjadi seorang pemimpin yang didambakan masyarakat.
“Kita tidak bisa mengubah hidup masyarakat kalau masyarakat itu sendiri tidak ingin berubah. Kita hanya sebagai media perantara Fasilitator untuk itu. Kita berusaha semampu kita bagaimana caranya agar masyarakat ini memiliki kesadaran untuk berubah” Tuturnya.
Beliau memaparkan untuk memulai sebuah pemberdayaan masyarakat memang tidak semudah yang kita pikirkan. Kita harus membuat suatu program dimana kita tidak bisa melihat hanya dari sudut pandang masalah semata. Namun kita juga harus melihat dari sudut pandang potensi yang ada untuk kita kembangkan agar manfaatnya lebih meluas
Untuk itu, terlebih dahulu harus melakukan suatu riset kajian terhadap obyek yang akan kita berdayakan kedepan dengan sebuah metode PRA atau lebih dikenal dengan istilah Participatory Rural Appraisal.
PRA adalah suatu metode pendekatan dalam proses pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat, yang tekanannya pada keterlibatan warga masyarakat dalam keseluruhan kegiatan pemberdayaan. Kita akan mengajak masyarakat untuk lebih mengenal potensi dan kondisi sosial mereka.
Didalam kegiatan Pra ini kita akan melakukan Survey Asesment untuk menggali lebih mendalam tentang potensi-potensi yang ada di dalam lingkungan masyarakat itu sendiri. Mencari tahu apa masalah yang dihadapi oleh masyarakat ini yang kemudian akan kita carikan solusi bersama. Tutupnya.(HZ)