MEDIAHARAPAN.COM, Jakarta – Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief mengatakan mantan menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said akan dihabisi, karena membongkar adanya pertemuan rahasia antara Presiden Joko Widodo dengan Bos Freeport James Moffett sebelum perpanjangan izin PT Freeport Indonesia di Papua.
Menurutnya, Sudirman Said akan senasib seperti akademisi Universitas Indonesia (UI) Rocky Gerung.
“Seperti juga Rocky Gerung kini Sudirman Said hendak dihabisi karena bicara tentang kejadian,” ungkap Andi Arief, Wakil Sekjen Partai Demokrat, lansir Indonesia Inside di Jakarta, Jumat (22/02/2019).
Yang dimaksud menghabisi Sudirman Said adalah di media dan opini. Andi meminta dihentikan upaya menghabisi Sudirman Said secara bergelombang. Cukup dijelaskan saja dengan fakta dan data yang meyakinkan.
“Dijawab saja apa yang dikemukakan Sudirman Said dengan foto, video rekaman dan dokumen yang ada. Bukankah setiap pertemuan resmi Presiden dengan siapapun ada foto, video dan rekaman lainnya. Jangan dihabisi orangnya,” tegasnya.
Menurut mantan aktivis Pro Demokrasi ini, presiden sendiri tidak membantah pertemuan dengan bos Freeport. Namun, apa yang dibicarakan dalam forum itu belum ada penjelasan dan dokumentasinya.
“Presiden itu lembaga. Harus ada dokumentasinya untuk pertanggungjawaban kepada publik. Bentuknya video, foto, dan dokumen lain misalnya notulensi saat bertemu resmi dengan siapapun. Apa yg dikemukakan Sudirman Said hanya bisa dibantah dengan itu,” lanjutnya.
Sudirman Said sebelumnya menyebut ada pertemuan antara Jokowi dengan bos Freeport Jim Moffet tanggal 6 Oktober 2015. Pertemuan berlangsung tak terjadwal di agenda presiden yang disusun Sekretariat Negara. Said yang kala itu masih menjabat Menteri ESDM, diminta ajudan presiden untuk ke Istana Merdeka, Jakarta, pada pagi hari.
“Sebelum masuk ke ruang kerja, saya dibisiki oleh asisten pribadi presiden, (dikatakan) ‘Pak menteri, pertemuan ini tidak ada.’,” ujar Said
Pertemuan rahasia itu tujuannya tak lain surat tertanggal 7 Oktober 2015 yang disebut-sebut sebagai cikal bakal perpanjangan izin PT Freeport Indonesia di Papua.
Jokowi sendiri membantah dan mengaku tidak pernah melakukan pertemuan dengan Moffett secara rahasia. Bahkan Jokowi mengatakan pertemuan dengan Moffett itu tidak diam-diam. (Indonesia Inside/bil)