MEDIAHARAPAN.COM, Jakarta – Peristiwa penyerangan terhadap anggota Front Pembela Islam (FPI) pada kamis 12 Januari 2017 kiranya akan berbuntut panjang, pasalnya besok FPI bersama ormas Islam akan mendemo Mabes Polri yang berada di Jalan Trunojoyo 3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Senin (16/1/2017).
Bertajuk Aksi 161, FPI beserta Ormas Islam akan mununtut Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian untuk mencopot Kapolda Jawa Barat irjen Pol Anton Charliyan karena dianggap telah bertindak tidak adil dan menyalahgunakan jabatan.
Rencananya, Aksi ini akan dimulai setelah selesai shalat Dhuha di Masjid Al Azhar Kebayoran Baru pada pukul 8.00 WIB dan dilanjutkan dengan Long March menuju Mabes Polri yang jaraknya hanya sekitar 500 meter.
Diketahui sebelumnya, 5 orang anggota FPI menjadi korban pengeroyokan oleh oknum yang diduga merupakan anggota GMBI, sehingga mengalami luka dan patah pada tulang lengan bagian kanan. Dan video serta foto-foto peristiwa tersebut telah beredar masif di media sosial. Sehingga peristiwa ini menimbulkan reaksi dark FPI dan ormas Islam lainnya.
Namun hal itu disanggah oleh Kapolda Jabar yang juga merupakan Ketua Dewan Pembina Harian LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI), Dikatakatannya bahwa pelaku penyerangan bukanlah anggota yang dibinanya, tapi anggota LSM lain yg melakukan aksi balasan terhadap penyerangan rekan-rekannya oleh anggota FPI.
“Tidak satupun anggota GMBI yang melakukan kekerasan atau terlibat keributan dengan mereka (FPI)” kata Anton kepada wartawan di Markas Polda Jabar di Bandung pada 13 Januari 2017.
Dikatakannya, aksi balas dendam itupun dilakukan dengan tangan kosong tanpa menggunakan balok ataupun benda lainnya.
“Memang ada sedikit keributan, yaitu di ampera, tetapi sebelumnya ada salah satu anggota ormas yang bukan GMBI yang saat itu dipukul dan dibacok oleh anggota FPI. Dua orang (Korban), dan satu orang dipukul pakai balok,” katanya. “Itu pun dengan tangan kosong” sambungnya. (MH007).