MEDIAHARAPAN.COM, Istanbul – Amerika Serikat tidak memiliki yurisdiksi atau hak untuk “memberikan” Dataran Tinggi Golan kepada Israel, kata presiden Turki Selasa malam (26/3).
Saat berbicara dalam rapat umum Pilkada di Istanbul, Recep Tayyip Erdogan mengatakan di Israel akan berlangsung pemungutan suara pada 9 April mendatang.
Kemudian, kata Erdogan, Presiden AS Donald Trump sengaja meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk datang ke Amerika, di sana Netanyahu menandatangani proklamasi soal Dataran Tinggi Golan. Menurut Erdogan, langkah tersebut berkaitan erat dengan pemilihan umum di Israel, Trump ingin memastikan Netanyahu lebih banyak mendapat dukungan suara pada pemilihan umum.
Dia mengatakan Dataran Tinggi Golan sepenuhnya menjadi milik Suriah menurut resolusi PBB, lalu AS berusaha memberikan wilayah ini kepada Israel.
“Anda tidak memiliki yurisdiksi atau hak seperti itu,” kata Erdogan menekankan.
Erdogan mengatakan langkah AS di Dataran Tinggi Golan tidak diakui oleh Uni Eropa, Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Rusia atau China.
“Berbicara kebenaran dengan keberanian adalah tugas kita,” katanya.
Erdogan menambahkan bahwa Turki, sebagai presiden OKI, menanggapi langkah AS di Dataran Tinggi Golan dan juga akan merespons di masa depan.
Pada hari Senin, Trump menandatangani proklamasi presiden yang secara resmi mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel.
PBB mengatakan Dataran Tinggi Golan masih dianggap sebagai “wilayah pendudukan” di bawah hukum internasional, meskipun Trump membuat pengumuman klaim tersebut.
Israel menduduki Dataran Tinggi Golan selama Perang Arab-Israel 1967.
Israel terus menempati sekitar dua pertiga wilayah Dataran Tinggi Golan yang lebih luas sebagai akibat langsung dari konflik.
Pada tahun 1981, Israel secara resmi mencaplok wilayah itu dalam suatu tindakan yang ditolak dengan suara bulat pada saat itu oleh Dewan Keamanan PBB. (Anadolu/bilal)