Masifnya penyebaran berita hoax di Facebook membuat Mark Zuckerberg memperketat akses penyebaran berita-berita palsu tersebut. Sebelumnya, Zuck membantah bahwa medsos buatannya ikut membantu kemenangan Donald Trump di Pilpres AS lalu.
Diketahui, Trump mendapat banyak keuntungan dari berita-berita yang menyudutkan Hillary Clinton selaku pesaingnya pada pilpres beberapa bulan lalu.
Dalam pernyataan terbarunya, Zuck mulai menyadari kekeliruannya dalam hal kebijakan Facebook. Selama ini Facebook tidak bertanggung jawab terhadap postingan para pengguna dan memungkinkan terjadi misinformasi.
“Meskipun persentase dari misinformasi relatif kecil, kami memang memiliki banyak pekerjaan di depan dalam roadmap kami,” tulis Zuck di akun Facebook pribadinya.
Kedepan, Facebook akan mempermudah user untuk memberikan penilaian secara langsung terhadap berita yang diposting pengguna lain.
Disamping itu, Zuck membeberkan bahwa perusahaannya akan menggunakan jasa pihak ketiga seperti organisasi verifikasi maupun jurnalis untuk mendeteksi secara cepat berita-berita viral yang mampir di situs jejaring sosial tersebut. Hal ini dimungkinkan agar Facebook terhindar dari subjektivitas dalam menilai isi berita.
“Kami tidak ingin menjadi wasit kebenaran sendiri, tapi bergantung pada komunitas kami dan pihak ketiga yang terpercaya,” terang Zuck. (ze)