• Redaksi
  • Kode Etik
Media Harapan
  • Home
  • Nasional
    • Hukum & Kriminal
    • Daerah
    • Politik
    • Peristiwa
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
    • Macro
    • Pojok UKM
  • Internasional
  • Tekno
    • Teknologi
    • Telekomunikasi
  • Olahraga
    • Arena
    • Hobi
  • Khazanah
    • Opini
    • Profil
  • Sosial
    • CSR
    • Komunitas
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
    • Hukum & Kriminal
    • Daerah
    • Politik
    • Peristiwa
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
    • Macro
    • Pojok UKM
  • Internasional
  • Tekno
    • Teknologi
    • Telekomunikasi
  • Olahraga
    • Arena
    • Hobi
  • Khazanah
    • Opini
    • Profil
  • Sosial
    • CSR
    • Komunitas
  • Video
No Result
View All Result
Media Harapan
No Result
View All Result
Home Khazanah Opini

GEPRINDO : Kasus Saracen Terlalu Di Dramatisir, Jokowi fokus Awasi Hutang Saja

by Bambang Somantri
28 August 2017 13:35
in Opini
0
GEPRINDO : Kasus Saracen Terlalu Di Dramatisir, Jokowi fokus Awasi Hutang Saja

MEDIAHARAPAN.COM Jakarta – Saya mengamati pengungkapan kasus saracen yang akhir-akhir ini yang marak diberitakan oleh media-media yang ada di Indonesia. Media memberitakan pesawat Saracen adalah sebuah sindikat yang besar dengan 800.000 akun yang kerjaannya menyebarkan kebencian menggunakan SARA dan juga menyebarkan gambar-gambar yang menghina presiden.

Menurut saya kasus SARACEN sebenarnya kasus biasa-biasa saja. Sebab pembentukan opini melalui sosial media sudah berlangsung sejak tahun 2014 lalu. Bahkan bukan social media saja yang secara masif mewartakan berita-berita yang memiliki tujuan tertentu, tidak kalah dustanya media maintream juga melakukan hal yang sama, seringkali mengeluarkan berita yang menguntungkan satu pihak dan juga sekaligus merugikan pihak lain.

Sejak tahun 1998 pemberitaan hoax juga sudah terjadi dimana masyarakat di giring opininya seolah-olah Prabowo Subianto yang kejam yang di persepsikan sebagai otak pelaku kerusuhan 98, namun kenyataannya tuduhan itu tidak terbukti dan dalang kasus pelanggaran HAM tahun 1998 hingga saat ini masih belum terungkap.

Masyarakatpun selama ini tahu bahwa media-media mainstream seringkali memanipulasi berita untuk tujuan-tujuan tertentu. Berita yang disajikan pun tergantung dari Para pemilik media yang selama ikut-ikutan berpolitik memeromtahkan pimpinan redaksinya memuat berita yang tidak netral. Kompas, Metro TV, detik.com, BeritaSatu, dicurigai sebagai media yang pro kepada pemerintahan dan anti kepada kelompok Islam. Tentunya kita masih ingat kejadian reporter Metro TV yang diusir oleh kerumunan pendemo dalam peristiwa 212, reporter Metro Tv diteriaki oleh pendemo sebagai Metro Tipu. Julukan Metro Tipu muncul akibat Metro TV tidak mewartakan berita secara seimbang dan bahkan seringkali memelintir berita untuk kepentingan tertentu. MetroTV Dianggap sebagai media televisi yang sering memberitakan berita bohong atau hoax.

Selain stasiun televisi yang memberitakan berita hoax ada juga media online yang selama ini sering menghina pihak-pihak yang tidak Pro kepada pemerintah. Contohnya seperti seword.com dan Gerilyapolitik. Mereka juga seringkali mengumbar hal-hal yang berbau sara di sosial yang menghina tokoh-tokoh Islam. Namun sayangnya pihak kepolisian sampai dengan saat ini tidak pernah menangkap redaktur seword.com maupun Gerilyapolitik. Padahal sebenarnya pemilik seword.com pernah mengungkapkan bahwa ia merupakan penulis freelance dengan berita-berita yang kontroversial yang juga dibayar oleh pihak pihak ketiga.

Saya berharap presiden Jokowi tidak perlu mendramatisir kasus saracen, berhentilah mencari kambing hitam, fokus kepada hal-hal yang lebih penting. Dalam dua setengah tahun hutang Indonesia bertambah 1000 triliun sebaiknya Jokowi lebih fokus mengawasi penggunaan hutang tersebut. Coba bayangkan jika hutang sebesar itu dikorupsi 5% saja kerugian negara bisa mencapai 50 triliun. Kasus saracen kasus sepele tidak perlu dibesar-besarkan. Dan saya minta polisi jangan terlalu mudah menangkap pegiat sosial media karena bisa menimbulkan perasaan takut dalam berekspresi di tengah era digital seperti saat ini. Jika Dianggap halaman Facebook membahayakan diblokir saja tidak perlu ditangkap atau dicari-cari lagi orang-orang yang tergabung di dalam Facebook tersebut karena hanya buang-buang waktu saja.

Salam Pribumi Indonesia
Bastian P Simanjuntak
Presiden GEPRINDO

Comments

comments

Previous Post

Kedaulatan Bawang Merah Terwujud, Kementan Ekspor Lagi ke Thailand dan Singapura

Next Post

Dirjen Perkebunan: 6 Provinsi Siap Ikuti Replanting

Bambang Somantri

Next Post
Dirjen Perkebunan: 6 Provinsi Siap Ikuti Replanting

Dirjen Perkebunan: 6 Provinsi Siap Ikuti Replanting

BERITA POPULER

GEPRINDO : Kasus Saracen Terlalu Di Dramatisir, Jokowi fokus Awasi Hutang Saja

GEPRINDO : Kasus Saracen Terlalu Di Dramatisir, Jokowi fokus Awasi Hutang Saja

28 August 2017 13:35
10 Alat Bantu Fotografi yang Wajib Diketahui Pemula

10 Alat Bantu Fotografi yang Wajib Diketahui Pemula

28 August 2023 14:39
Pesawat Garuda Indonesia Jakarta-Jeddah Mendarat Darurat di Kolombo

Pesawat Garuda Indonesia Jakarta-Jeddah Mendarat Darurat di Kolombo

3 April 2019 23:32
Judi Offline

Judi Offline

6 November 2023 23:19
Ragam Kesenian Tradisional Yogyakarta

Ragam Kesenian Tradisional Yogyakarta

4 October 2022 09:04
Orang Sholeh Yang Diam Menyaksikan Kemungkaran Maka Ia Terlaknat

Orang Sholeh Yang Diam Menyaksikan Kemungkaran Maka Ia Terlaknat

29 April 2019 08:25

BERITA TERBARU

Perkemahan Remaja Muslimah 2025: Bentuk Generasi Tangguh, Sehat, dan Visioner

Perkemahan Remaja Muslimah 2025: Bentuk Generasi Tangguh, Sehat, dan Visioner

14 October 2025 18:51
STQH Nasional 2025 Hadirkan Pameran Kaligrafi dari 50 Negara

STQH Nasional 2025 Hadirkan Pameran Kaligrafi dari 50 Negara

13 October 2025 11:04
Akarsana Digital PR dan Fortitude Security Singapura Teken MoU Kolaborasi Strategis Lintas Negara

Akarsana Digital PR dan Fortitude Security Singapura Teken MoU Kolaborasi Strategis Lintas Negara

13 October 2025 10:15
Bersiap Ikut Event Internasional Perkumpulan Olahraga Unta Indonesia Bertemu Komite Olimpiade Indonesia

Bersiap Ikut Event Internasional Perkumpulan Olahraga Unta Indonesia Bertemu Komite Olimpiade Indonesia

11 October 2025 09:42

Follow Us

Media Harapan merupakan web portal berita berbasiskan citizen jurnalism yang menyajikan berbagai peristiwa yang terjadi baik dalam maupun luar negeri. Semua materi dalam situs mediaharapan.com boleh di copy guna keperluan pengembangan pengetahuan dan wawasan masyarakat khususnya peningkatan inteligensi pemuda-pemudi Indonesia dan referensi non komersil dengan mencantumkan mediaharapan.com sebagai sumbernya. Semua masyarakat khususnya pemuda-pemudi Indonesia dapat berpartisipasi sebagai citizen jurnalism dengan mengirimkan rilis, informasi, berita, artikel, opini atau foto untuk dipublikasikan melalui alamat email Redaksi.

Recent News

Perkemahan Remaja Muslimah 2025: Bentuk Generasi Tangguh, Sehat, dan Visioner

Perkemahan Remaja Muslimah 2025: Bentuk Generasi Tangguh, Sehat, dan Visioner

14 October 2025 18:51
STQH Nasional 2025 Hadirkan Pameran Kaligrafi dari 50 Negara

STQH Nasional 2025 Hadirkan Pameran Kaligrafi dari 50 Negara

13 October 2025 11:04
  • Redaksi
  • Kode Etik

© 2019 mediaharapan.com - By Wahana Muda Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
    • Hukum & Kriminal
    • Daerah
    • Politik
    • Peristiwa
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
    • Macro
    • Pojok UKM
  • Internasional
  • Tekno
    • Teknologi
    • Telekomunikasi
  • Olahraga
    • Arena
    • Hobi
  • Khazanah
    • Opini
    • Profil
  • Sosial
    • CSR
    • Komunitas
  • Video

© 2019 mediaharapan.com - By Wahana Muda Indonesia