MEDIAHARAPAN.COM Jakarta – Kementan terus menggiatkan upaya pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Dari data BPS, persentase penduduk miskin di perdesaan pada Maret 2018 turun 7,5% jika dibandingkan dengan Maret 2017.
Penurunan itu lebih besar ketimbang penurunan pada Maret 2017 dari Maret 2016 yang hanya 3,2%. Itu bukti nyata bahwa kinerja pangan era Menteri Amran berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di perdesaan.
Tahun ini, guna menekan terus angka kemiskinan di perdesaan. Mentan meluncurkan Program #Bekerja, yakni Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera. Program #Bekerja menyasar penuntasan kemiskinan pada 100 kabupaten dan 1.000 desa. Penduduk miskin didata satu per satu dan diidentifikasi kebutuhannya. Program kemudian difokuskan pada satu wilayah penduduk miskin yang dikelompokkan menurut klaster.
Untuk setiap rumah tangga miskin dalam klaster diberi bantuan 50 ayam per rumah tangga, 120 bibit cabai, 50 m2 aneka sayuran, pohon pisang, durian, kambing, serta paket dukungan kandang. Diberikan pula pakan, vaksin, handsprayer, dan lainnya, sena pendampingan kewirausahaan. Dalam jangka empat bulan, paket program itu ditargetkan menambah penghasilan sekitar Rp2,56 juta per rumah tangga miskin per bulan.
Di sisi lain, Kementan bersama MUI telah merilis Program Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Pondok Pesantren pada Sektor Pertanian dan Peternakan. Mentan yakin, jika umat bisa digerakkan, produksi dan daya saing pangan Indonesia bisa ditingkatkan di kancah global.
Kerja sama dengan MUI dan KMSN di era pemerintahan Jokowi-JK ini ialah yang pertama dalam sejarah. Bahkan, Ketua MUI Maruf Amin menyebut Mentan Andi Amran Sulaiman sebagai menteri pertama yang merespons secara kelembagaan arus baru pertumbuhan ekonomi umat.
FAO Apresiasi Kinerja Kementerian Pertanian Asisten Dirjen FAO/Kepala FAO Regional Bangkok (ADG FAO Bangkok), Ms. Kundhavi Kadiresan. menyampaikan apresiasi atas capaian
Pemerintah RI di sektor pertanian. Secara khusus, ADG FAO mengapresiasi pelaksanaan program asuransi pertanian dan sistem informasi pemantauan pertanian.
Asuransi pertanian (khususnya crop insurance) Indonesia dapat diterapkan dengan baik, di negara lain tidak mudah menerapkan program asuransi. Mengapresiasi sistem informasi kalender tanam berbasis teknologi yang dapat diakses secara cepat oleh petard dan penyuluh melalui smartphone serta mendorong diaplikasikannya e-agricultural secara lebih luas.
Selain itu, Kundhavi juga menyarankan dengan adanya kenaikan produksi di, Indonesia berpeluang untuk melakukan ekspor produk pertaniannya. Untuk memasarkan produk pertanian ke luar negeri, produk itu sendiri harus berdaya saing, efisien, dan spesifik, misalnya produk pertanian organik. Kementan telah blacklist 5 importir bawang putih dan 10 importir bawang merah.