Mediaharapan.com – Departemen Teknik Lingkungan FT-SPK ITS bekerja sama dengan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya serta Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR gelar pengabdian masyarakat di Kabupaten Malaka, NTT yang berlangsung selama dua hari pada Selasa-Rabu (8-9/8/2025). Tim yang beranggotakan dosen itu diketuai oleh Dr. Rita Parmawati, SP., ME. Pengabdian masyarakat tersebut mengangkat judul Transformasi Limbah Organik Menjadi Eco enzyme Dalam Upaya Perbaikan Kualitas Udara Untuk Mencegah Stunting di Kabupaten Malaka.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini berisi sosialisasi dan praktik pembuatan eco enzyme. Hari pertama dihadiri oleh 36 peserta sedangkan hari kedua 20 peserta yang merupakan tokoh adat,tokoh masyarakat, pegawai negeri sipil. Kegiatan ini sangat didukung oleh pemerintah Kabupaten Malaka yang diwakili oleh sekretaris daerah Kabupaten Malaka.
“Kami berharap bahwa setelah kegiatan hari ini dan besok ada perubahan perilaku dan mindset terkait dengan pengolahan sampah sehingga sampah itu tidak menjadi hal yang buruk, untuk mencegah stunting diantaranya melalui pemilahan sampah, maka akan menghasilkan air yang berkualitas, udara yang berkualitas, tanah yang berkualitas,” jelas Ferdinand
Dukungan Terhadap Perbaikan Kualitas Udara
Pada hari kedua, Tim ITS memberikan edukasi terkait bahaya dari pencemaran udara terhadap pertumbuhan anak yang dapat menyebabkan stunting. Pencemaran udara ini dapat diatasi dengan menyemprotkan eco enzyme yang sudah dilarutkan dalam air dan essential oil.

Salah satu tokoh adat menyatakan bahwa masyarakat Kabupaten Malaka sering membakar sampahnya di belakang rumah. Hal tersebut terjadi karena keterbatasan anggaran, sarana, dan prasarana. “Penjernih udara yang berasal dari eco enzyme dapat menjadi solusi untuk mengurangi polusi udara akibat aktivitas membakar sampah. Penjernih udara disemprotkan setelah api mati. Selain itu, masyarakat wajib menutup rumahnya rapat-rapat agar mengurangi paparan dengan polusi udara,” ungkap Arry Febri selaku pemateri serta dosen Teknik Lingkungan ITS.
Praktik Pembuatan Penjernih Udara

Praktik pembuatan eco enzyme beserta turunannya, yaitu penjernih udara dilakukan dengan mencampurkan sampah buah-buahan, molase, dan air dengan perbandingan 1:3:10. Eco enzyme dapat digunakan setelah terfermentasi selama 3 bulan. Penjernih udara terbentuk dari 1 mL eco enzyme yang dicampur dengan essential oil dan air 10 liter. Apabila tidak memiliki essential oil maka cukup dicampur dengan air, ungkap Shofiya.
Eco enzyme beserta turunannya disimpan pada wadah tertutup dan jauh dari jangkauan anak-anak agar tidak tertelan. Apabila eco enzyme terkena bagian tubuh cukup bilas dengan air yang mengalir.[]