• Redaksi
  • Kode Etik
Media Harapan
  • Home
  • Nasional
    • Hukum & Kriminal
    • Daerah
    • Politik
    • Peristiwa
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
    • Macro
    • Pojok UKM
  • Internasional
  • Tekno
    • Teknologi
    • Telekomunikasi
  • Olahraga
    • Arena
    • Hobi
  • Khazanah
    • Opini
    • Profil
  • Sosial
    • CSR
    • Komunitas
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
    • Hukum & Kriminal
    • Daerah
    • Politik
    • Peristiwa
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
    • Macro
    • Pojok UKM
  • Internasional
  • Tekno
    • Teknologi
    • Telekomunikasi
  • Olahraga
    • Arena
    • Hobi
  • Khazanah
    • Opini
    • Profil
  • Sosial
    • CSR
    • Komunitas
  • Video
No Result
View All Result
Media Harapan
No Result
View All Result
Home Featured

Jurnalistik Untuk Merdeka

Banyak pengamat luput menyadari bahwa sistem persekolahan adalah instrumen da'wah penjajahan yang paling halus sekaligus canggih yang mewarnai sejarah nekolimik

by Bilal
5 July 2019 13:48
in Featured, Opini
0
Jurnalistik Untuk Merdeka

Oleh: Daniel Mohammad Rosyid

MEDIAHARAPAN.COM – Kekalahan duet Prabowo-Sandi dalam Pilpres 2019 yg didukung Ijtima Ulama adalah potret terakhir kegagalan da’wah Islam melawan da’wah sekulerisasi secara terstruktur, sistemik dan masif melalui sistem persekolahan selama 50 tahun terakhir. Sekolah, yang bersama televisi membentuk institutional duo, sebagai instrumen teknokratik meminggirkan masyarakat agraris menuju masyarakat industri secara lambat tapi pasti tidak saja menggusur masjid sebagai jantung ummat Islam, tapi juga sekaligus keluarga sebagai satuan tarbiyah yang terkecil ummat.

Saat ini musuh-musuh Islam menyemburkan narasi islamophobic melalui internet/media sosial. Dalam operasi firehose of falsehood inilah, ummat Islam mengalami brainwashing untuk meragukan Islam, menjauhinya, kemudian meninggalkannya. Ini adalah bagian dari operasi Barat di bawah komando AS global war on terror yang dalam prakteknya diwujudkan dalam global war on muslims. Pada saat perang dagang antara AS vs China yang makin sengit saat ini, keduanya justru tampak bersinergi melawan Islam di Indonesia.

Banyak pengamat luput menyadari bahwa sistem persekolahan adalah instrumen da’wah penjajahan yang paling halus sekaligus canggih yang mewarnai sejarah nekolimik yang dikhawatirkan Bung Karno sejak Proklamasi. Kita gagal menyediakan prasyarat budaya untuk mewujudkan bangsa yang merdeka. Jika Ki Hadjar Dewantoro merumuskan pendidikan sebagai strategi budaya membangun jiwa merdeka, persekolahan telah mereduksi pendidikan menjadi sekedar penyiapan tenaga kerja trampil untuk dipekerjakan bagi kepentingan investor, terutama investor asing. Persekolahan tidak pernah dirancang untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Selama 50 tahun terakhir, Pemerintah tidak pernah menghendaki masyarakat yang mandiri dan kritis. Yang dibutuhkan adalah masyarakat yang cukup cerdas untuk menjadi tenaga kerja yang patuh dan berdisiplin serta cukup dungu untuk menerima penjajahan nekolimik ini. Sekolah mengubah belajar sebagai proses produktif yang tidak memerlukan formalisme birokratik, menjadi layanan pendidikan yang konsumtif berupa persekolahan. Budaya hutang disemaikan melalui persekolahan yang mengaburkan kebutuhan belajar (needs for learning) dengan keinginan bersekolah (wants for schooling). Masyarakat lalu gagal membedakan mana bungkus mana isi, mana ijazah mana kompetensi, mana bersekolah mana belajar.

Menatap masa depan RI yang penuh tantangan, saya harus katakan bahwa untuk membangun bangsa merdeka, ummat Islam harus segera berani melakukan deschooling: mengurangi dominasi persekolahan dalam Sistem Pendidikan Nasional kita, menguatkan keluarga sebagai satuan pendidikan yang sah serta menguatkan masjid sebagai community learning and cultural centre. Kesadaran berwarganegara, adab dan akhlaq dibentuk oleh keluarga dan masjid.

Pesantren bisa dibangun di sekeliling masjid-masjid. Sekolah setingkat SMA mungkin masih dibutuhkan, namun hanya bersifat melengkapi kecakapan teknis untuk trampil bekerja.

Kampus yang tradisinya tidak pernah mensyaratkan persekolahan dapat memberikan pendidikan bagi para sarjana. Perlu dipikirkan pendirian sebuah Islamic College of Communication yang melahirkan para pemimpin media Islam. Dalam rangka menguatkan tradisi lisan dan mendengar ummat, eksplorasi revitalisasi radio sebagai media da’wah perlu diteliti dan dikaji.

Tugas jurnalis muslim ke depan ini tidak saja membangun counter discourse atas wacana islamophobic yang disemburkan melalui berbagai kanal informasi, tapi juga memperkokoh ukhuwah islamiyah dan sekaligus memberi kabar gembira bagi ummat Islam atas berbagai quick wins yang dicapainya dalam long term road map kebangkitan ummat 2020-2045.

Cigadung, Bandung Utara, 5/7/2019

Comments

comments

Tags: JurnalismePendidikan
Previous Post

Muslim Sri Lanka Dibawah Ancaman Kekerasan

Next Post

Marbot Masjid Dimasuki Anjing Dapat Hadiah Umrah

Bilal

Next Post
Marbot Masjid Dimasuki Anjing Dapat Hadiah Umrah

Marbot Masjid Dimasuki Anjing Dapat Hadiah Umrah

BERITA POPULER

Cara memperbaiki printer mp287 dengan kode error e03

Cara memperbaiki printer mp287 dengan kode error e03

20 April 2023 09:33
Jurnalistik Untuk Merdeka

Jurnalistik Untuk Merdeka

5 July 2019 13:48
Orang Sholeh Yang Diam Menyaksikan Kemungkaran Maka Ia Terlaknat

Orang Sholeh Yang Diam Menyaksikan Kemungkaran Maka Ia Terlaknat

29 April 2019 08:25
10 Alat Bantu Fotografi yang Wajib Diketahui Pemula

10 Alat Bantu Fotografi yang Wajib Diketahui Pemula

28 August 2023 14:39
Ragam Kesenian Tradisional Yogyakarta

Ragam Kesenian Tradisional Yogyakarta

4 October 2022 09:04
Aditya Wardana Masuk Penjara Soal Cek Kosong

Aditya Wardana Masuk Penjara Soal Cek Kosong

15 August 2017 05:03

BERITA TERBARU

Melestarikan Warisan Sejarah: Upaya Menjaga Cagar Budaya di Kabupaten Gowa

Melestarikan Warisan Sejarah: Upaya Menjaga Cagar Budaya di Kabupaten Gowa

25 November 2025 19:17
Berdayakan Kader, TPPKK Tanah Datar Gelar Pelatihan Menjahit Baju

Berdayakan Kader, TPPKK Tanah Datar Gelar Pelatihan Menjahit Baju

23 November 2025 07:17
Lima Tahun Tanpa Pembinaan, Ustaz Awi Hadir di Pedalaman Tanpa Listrik dan Jaringan

Lima Tahun Tanpa Pembinaan, Ustaz Awi Hadir di Pedalaman Tanpa Listrik dan Jaringan

19 November 2025 19:41
Indonesia Dinilai Konsisten Dukung Solusi Dua Negara untuk Palestina

Gaza Dilanda Musim Dingin Ekstrem, Sukamta Desak Israel Buka Akses Bantuan Kemanusiaan

19 November 2025 19:29

Follow Us

Media Harapan merupakan web portal berita berbasiskan citizen jurnalism yang menyajikan berbagai peristiwa yang terjadi baik dalam maupun luar negeri. Semua materi dalam situs mediaharapan.com boleh di copy guna keperluan pengembangan pengetahuan dan wawasan masyarakat khususnya peningkatan inteligensi pemuda-pemudi Indonesia dan referensi non komersil dengan mencantumkan mediaharapan.com sebagai sumbernya. Semua masyarakat khususnya pemuda-pemudi Indonesia dapat berpartisipasi sebagai citizen jurnalism dengan mengirimkan rilis, informasi, berita, artikel, opini atau foto untuk dipublikasikan melalui alamat email Redaksi.

Recent News

Melestarikan Warisan Sejarah: Upaya Menjaga Cagar Budaya di Kabupaten Gowa

Melestarikan Warisan Sejarah: Upaya Menjaga Cagar Budaya di Kabupaten Gowa

25 November 2025 19:17
Berdayakan Kader, TPPKK Tanah Datar Gelar Pelatihan Menjahit Baju

Berdayakan Kader, TPPKK Tanah Datar Gelar Pelatihan Menjahit Baju

23 November 2025 07:17
  • Redaksi
  • Kode Etik

© 2019 mediaharapan.com - By Wahana Muda Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
    • Hukum & Kriminal
    • Daerah
    • Politik
    • Peristiwa
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
    • Macro
    • Pojok UKM
  • Internasional
  • Tekno
    • Teknologi
    • Telekomunikasi
  • Olahraga
    • Arena
    • Hobi
  • Khazanah
    • Opini
    • Profil
  • Sosial
    • CSR
    • Komunitas
  • Video

© 2019 mediaharapan.com - By Wahana Muda Indonesia