MEDIAHARAPAN.COM, Seram Timur – Masyarakat di Kecamatan Teor Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), mengeluhkan kekurangan tenaga pengajar dan juga beberapa guru yang jarang mengajar. Keluhan itu disampaikan warga kepada anggota DPRD Kabupaten SBT, Alimudin Kolatlena, saat reses anggota DPRD Kabupaten SBT di Desa Rumoi, Kecamatan Teor, Pada pekan kemarin.
Anggota DPRD Kabupten SBT, Alimudin Kolatlena meminta kepada pemerintah daerah melalui pihak Dinas Pendidikan Kabupaten SBT untuk segera melakukan sidak ke sekolah-sekolah di daerah tersebut, untuk melakukan mengecek keaktifan para guru-guru ditempat tugasnya masing-masing guna menjaga kestabilan proses belajar mengajar dan melihat secara langsung altivitas guru-guru yang ada di daerah tersebut.
Dikatakan Kolatlena, Masalah keaktifan guru-guru yang mengajar di desa-desa yang berada dipedalaman sering juga dikeluhkan oleh masyarakat, sewaktu dirinya melaksanakan reses ke daerah. Saat melaksanakan reses ke desa-desa di wilayah daerah pemilihan saya, ada juga mendapat keluhan terkait masalah guru yang tidak aktif mengajar, katanya saat dihubungi mediaharapan.com ini, Jumat (18/05/18)
Harapanya, dengan sidak yang akan dilakukan dan pemberian teguran atau sanksi terhadap guru yang sengaja tidak masuk mengajar tanpa alasan yang jelas, diharapkan guru-guru di daerah ini dapat lebih aktif lagi melaksanakan tugasnya kedepannya.

“Hasil reses beberapa waktu lalu, sesuai aduan masyarakat dan pantauan langsung di lapangan, kondisi pendidikan sedikit demi sedikit bergerak maju, di Kecamatan Teor, namun yang memprihatinkan adalah sekolah SMA Negeri Teor minim tenaga pengajar kepala sekolah dikeluhkan warga jarang ada di tempat hingga proses belajar mengajar mandek, dan sekolah ini terancam vakum. Anak-anak pada jam-jam belajar hanya bisa bermain dan berkeliaran,” terang Kolatlena.
Dikatakan Kolatlena, tidak hanya di SMA Negeri Teor akan tetapi hal tersebut juga dirasakan oleh anak-anak SMP Negeri 3, yakni di Desa Rumoi Duryar. Kepala Sekolah yang merupakan pimpinan di sekolah tersebut jarang di tempat tugas sampai berbulan-bulan. “Yang selalu di tempat ada guru-guru kontrak yang notabene anak-anak kampung di negeri sendiri,” ungkap Koltlena.
Lanjut Kolatlena, Sekali lagi saya minta kepada Pemda melalui Kadis Pendidikan SBT agar memperhatikan masalah kedisiplinan kepala sekolah di sejumlah sekolah di SBT, harus ada kontrol yang kuat, bila perlu di evaluasi.
“Mereka kan PNS, mestinya semangatnya melampaui guru-guru honor dan kontrak, kasihan yang rugi adalah para siswa di sana. Waktu reses ada banyak masalah di lapangan sesuai keluhan dan masukan masyarakat tapi saya kira pendidikan masih menjadi prioritas untuk di sikapi serius,” tutup Kolatlena.
Penulis : Baim Rumadaul
Editor : Hamdani Tualeka