MEDIAHARAPAN.COM, Purwokerto – Kementerian Pertanian mendukung pengembangan peternakan unggas lokal yang berdaya saing dalam menghadapi pasar bebas Asean.
Mengemuka dalam acara Road Show Pengembangan Peternakan Unggas Lokal di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, 15/03/2017
Pembicara yang Hadir adalah Ketua Himpuli (Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia), Ade M Zulkarnain, guru besar peternakan, Ismoyowati serta pembibit ayam asli Indonesia, Naryanto. Acara ini dihadiri langsung okeh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agus Wariyanto dan Dekan Fakultas Peternakan Unsoed,
Ahmad Shodiq.
Untuk mewujudkan kapasitasnya maka para peternak unggas lokal harus melengkapi dengan aspek legalitas serta memahami dan menjalankan berbagai ketentuan dan kebijakan yang ada. Demikian paparan Tenaga Ahli Menteri Pertanian, Afnan Malay.
Menurut Tenaga Ahli bidang Hukum dan Perundang-undangan itu, saat ini sektor usaha peternakan unggas lokal sudah mulai melakukan modernisasi serta menjalankan kebijakan peternakan untuk menumbuhkan daya saing.
Dia mencontohkan sudah ada peternak yang memiliki sertifikasi bidang pembibitan, NKV (nomor kontrol veteriner) serta proses audit untuk mendapatkan sertifikat Kompartemen Bebas AI. “Setelah lengkap sertifikasi-sertifikasi tersebut maka peternak tidak akan menghadapi kesulitan dalam pemasaran serta membuka jaringan di pasar global,” ulas Afnan
Ade M Zulkarnain menyatakan Road Show kali ini dilaksanakan kerjasama dengan Kementerian Pertanian. “Tujuannya untuk memberikan informasi kepada seluruh pemangku kepentingan peternakan unggas lokal terutama yang berkaitan dengan legalitas dan perundang-undangan,” jelasnya.
Ayam asli Indonesia, lanjut Ade, punya daya saing yang sangat tinggi di pasar global. Tapi kelemahannya, masih belum melengkapi dengan berbagai sertifikasi yang menjadi kewajiban. “Di pasar global sertifikasi peternakan sangat berharga sebagai bentuk legalitas produk,” tegas Ade.
Pembibit ayam asli Indonesia, Naryanto dari PT Sumber Unggas Indonesia memaparkan manfaat sertifikasi untuk meluaskan jaringan pasarnya. Perusahaan ini telah mengantungi Surat Keterangan Layak Bibit (SKLB), lisensi sumber bibit dari Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Kementan serta dalam proses audit sertifikasi Kompartemen bebas AI.
Sumber Unggas Indonesia juga telah menjalankan konservasi dalam rangka penyelamatan sumber daya genetik ayam asli Indonesia. Sedikitnya perusahaan itu melestarikan enam jenis ayam, yaitu Pelung, Sentul, KUB, Kedu, Cemani, Gaok dan Black Sumatera. Setelah itu berbagai jenis ayam tersebu akan dijadikan sumber bibit ayam asli yang unggul. Pungkas Naryanto. (Ispi)