Prosesi Jumenengan atau penobatan Raja Mangkunegara berlokasi di Pendapa Agung Pura Mangkunegaran, Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu, 12 Maret 2022. Hal yang menarik terkait seting atau pilihan tanggal dan bulan 12 maret 2022 dengan mengingatkan perjanjian slatiga 17 maret 1757.
Raden Mas Said alias Pangeran Sambernyawa adalah pendiri dan pemimpin pertama Istana Mangkunegaran, berkat disepakatinya Perjanjian Salatiga pada 17 Maret 1757. Setelah bertakhta, Raden Mas Said bergelar Mangkunegara I. Fase dimana muali meudarnya kekuatan Islam dan Menguatnya Pengruh VOC dalam memecah belah kerajaan-kerajaan nusantara.
Pura Mangkunegaran tetap menjalankan paugeran yang sudah ada meneruskan tradisi Mataram Islam. Penerus takhta Keraton Surakarta menetapkan Putra kakung, putra dari prameswari dalem, yakni Gusti Pangeran Hario (GPH) Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo dinobatkan sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aria Mangkunagoro X.
Era 2022 di Mangkunegara ada dua calon Mangkunegara X sebelumnya ditetapkannya GPH Bhre. Yakni GPH Bhre dan putra tertua mendiang KGPAA Mangkunegoro IX, GPH Paundrakarna. Paundra adalah putra sulung dari dua bersaudara pasangan KGPAA Mangkunegoro IX, dan Sukmawati Soekarnoputri. Namun Mangkunegara IX dan Sukmawati Soekarnoputri pada 1983, sebelum Mangkunegara dinobatkan menjadi raja.
Sukmawati Soekarnoputri adalah anak dari Presiden Pertama RI Soekarno. Hal itu menjadikan GPH Paundra merupakan anggota Kraton Surakarta dan cucu dari mantan Presiden RI.
Suksesi Kerajaan Suarakarta Pura Mangunegara X ini sepertinya akan menjadi signal kuat pada konstalasi politik Nasional. Sejarah mencatat Mangkunegaran merupakan salah satu dari kerajaan pecahan Mataram Islam yang ada di Jawa, selain Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, dan kemudian Kadipaten Pakualaman yang muncul belakangan.
Jumenengnya Gusti Pangeran Hario (GPH) Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo, secara resmi menjadi Kanjeng Gusti Pengeran Adipati Ario KGPAA Mangkunegoro X, . Menandakan banyak hal, bagaimana relasi konflik internal penerus dengan trah Sukmawati, Kondisi ekstenal sosial ekonomi Indonesia yang sedang krisis.
Apa dampak prosesi jumenengan atau penobatan digelar Pendapa Agung Pura Mangkunegaran, Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu, 12 Maret 2022. Sesuai Permintaan prameswari dalem istri KGPAA Mangkunegara IX meminta agar putra bungsunya itu selalu memberikan ketenteraman bagi Pura Mangkunegaran. Pengaruh prameswari dengan jejaring usahanya sangat besar terhadap raja Mangkunegara.
Selanjutnya, prameswari dalem menyerahkan piagam pengukuhan kepada Bhre di hadapan ratusan tamu yang hadir. Prosesi jumenengan dimulai pada pukul 10.00 WIB. Bhre yang mengenakan bawahan berupa kain batik bermotif parang dengan atasan beskap hitam dikukuhkan langsung oleh ibundanya Prameswari Dalem Gusti Kanjeng Putri Mangkunegara IX.
Dalam pidatonya Bhre menyebutkan beberapa rencana ke depan. Termasuk merevitalisasi Pura Mangkunegaran sebagai pusat kebudayaan. Pada kesempatan itu, Bhre juga berjanji selalu melestarikan budaya yang selama ini berjalan di Pura Mangkunegaran. “Secara tulus juga akan menegakkan Pancasila dan UUD 1945,” tuturnya. Statemen ini jelas memberi berdampak yakni bagi kekuatan Pemerintah untuk masuk dan memiliki pengaruh besar terhadap kerajaan-kerajaan di Jawa.
Nampak hadir dalam upacara jumengan itu dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo, Gubernur Jawa Tengah, Raja Keraton Kasultanan Yogyakarta sekaligus Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Kemudian, Adipati Puro Pakualaman sekaligus Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X, serta Raja Keraton Kasunanan Surakarta SISKS Pakubuwono XIII dan Putra Mahkota Keraton Kasunanan Surakarta KGPH Purbaya.Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar mendukung Pura Mangkunegaran sebagai pusat kebudayaan.