MEDIAHARAPAN.COM, Jakarta- Menanggapi rilis yang disampaikan Hasan Sufyan, Direktur NawaCita Watch yang menyebutkan, adanya diskriminasi harga atas benih Badan Litbang Pertanian sebagai bagian upaya melanggengkan hegemoni benih impor dengan menekan harga benih lokal yang nota benenya dihasilkan oleh peneliti Litbang Kementan, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman akan menindak tegas hal tersebut.
“Sesuai rekomendasi BPKP, kami akan tindak tegas kalau ada oknum yang main main di Kementan”. Kata Menteri Amran kepada redaksi Mediaharapan.com, Jum’at (24/3/2017).
“Kami akan pecat oknum tersebut.! “. Tegas Amran.
Lebih lanjut Amran menegaskan bahwa pihaknya sudah melalukan pemecatan terhadap beberapa oknum di Kementan yang main-main terhadap penyalahgunaan wewenang.
“Kami terus bekerja sama dengan Satgas KPK, Kejaksaan dan Bareskrim untuk mengawal pelaksanaan program di Kementan.” ungkapnya.
Terkait dengan penggunaan benih untuk mewujudkan swasembada pangan, Kementan mengupayakan benih unggul karya anak bangsa, termasuk Peneliti Badan Litbang Pertanian. Untuk benih jagung varietas Bima, URI dan yang terakhir Nakula Sadewa 29 dengan potensi hasil tinggi hasil karya Badan Litbang Pertanian adalah benih jagung yang kami dorong penggunaannya hingga 100% untuk mewujudkan swasembada jagung 2017, Papar Amran.
Begitu juga dengan padi, hingga saat ini hampir seluruh benih yang digunakan adalah benih lokal karya anak bangsa yang diperbanyak oleh produsen lokal. Varietas ciherang sampai dengan Inpari 39 telah mendominasi hampir seluruh pertanaman padi kita, tambah Amran.
Dalam upaya untuk memandirikan kecukupan benih, Kementan sejak 2015 telah meluncurkan program Desa Mandiri Benih, dan hingga saat ini sudah terbangun 1.116 Desa Mandiri Benih.
“Ini akan terus kami dorong untuk memandirikan kebutuhan benih nasional”, Jelas Amran.
“Sekali lagi kami akan tindak tegas oknum yang menyalahgunakan wewenang”, ancam Amran. (Handriansyah/MH007)