MEDIAHARAPAN.COM, Lampung – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta Gerakan Pemuda Tani Indonesia (Gempita) mengawal upaya pemerintah menjadikan jagung sebagai komoditas primadona baru, khususnya di Provinsi Lampung. Ini untuk menjadikan Indonesia swasembada pangan 2018 dan lumbung pangan dunia pada 2045.
“Tanpa keterlibatan negara untuk mendorong peran pemuda maka sektor pertanian kita akan segera tamat. Selesai!” tandas Andi dalam kunjungannya ke Lampung Selatan dan Pesawaran, Kamis (16/2).
Menurut Andi yang membidani terbentuknya wadah itu, Gempita bukan organisasi maupun lembaga. Tapi adalah pelembagaan dari komitmen negara untuk memberdayakan pemuda dan menjaga pertanian. “Jadi Anda yang bergabung hari ini berarti telah menjadi bagian penting penyelamatan generasi muda dan sektor pertanian,” ujarnya.
Hal itu ia sampaikan di hadapan kelompok-kelompok tani Pesawaran. Hadir beberapa pejabat penting di Lampung mulai Gubernur; Bupati, Dandim, dan Kapolres Pesawaran; anggota DPD RI Sudin dan Anang, serta elemen masyarakat lainnya.
“Hidupkan lahan tidur yang dikelola BUMN minimal 50 ribu hektare (ha) untuk ditanami jagung. Dan Gempita harus mengawalnya, mendata kebutuhan petani jagung pemula maupun yang lama, dan menjaga bantuan dari pusat kepada kelompok tani,” ingatnya.
Dalam kesempatan sama, Koordinator Wilayah Gempita Provinsi Lampung Furqon Darist menjelaskan, Mentan juga meminta Gempita mengakomodasi stabilitas harga jual minimal Rp2.500 per kilogram (kg). “Paling tinggi Rp3.500 per kilogram sesuai kualitas jagung yang terproduksi,” ujarnya didampingi salah satu struktural Gempita, Novellia Yulistin Sanggem, Jumat (17/2).
Sekadar gambaran, selama ini yang menjadi komoditas primadona beberapa daerah di Indonesia termasuk Lampung adalah singkong. Namun beberapa waktu belakangan, harga ubi kayu itu terpuruk hingga ke level terendah Rp400 per kg. Barangkali inilah yang mendorong pemerintah pusat memandang perlu untuk memunculkan komoditas unggulan lainnya. (ispi)