MEDIAHARAPAN.COM – Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan dirinya akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow pada Kamis depan untuk menyuarakan oposisi terhadap upaya Iran yang akan membangun pijakan militer permanen di Suriah.
“Dalam kerangka (perjanjian damai di masa depan) atau tanpa itu, Iran berusaha untuk menetapkan diri secara permanen di Suriah dan juga melalui upaya bertahap untuk membuka front terhadap kita di Dataran Tinggi Golan, “kata Netanyahu kepada kabinet dalam pernyataan publik pada hari Minggu (5/3), Reuters.
“Saya akan mengungkapkan kepada Presiden Putin bahwa Israel menjadi oposisi yang kuat untuk kemungkinan ini,” katanya.
Iran sebagai musuh Israel dan menjadi penyokong militer rezim Bashar al-Assad. Begitu juga Rusia merupakan sekutu Assad, dipandang sebagai pemegang keseimbangan kekuasaan dalam mencapai kesepakatan pada masa depan Suriah.
Di Jenewa pada hari Jumat, yang dipimpin PBB, pembicaraan damai pertama Suriah di tahun 2017 berakhir tanpa hasil yang diharapkan.
Para pemimpin Israel telah mengkhawatirkan meningkatnya pengaruh Teheran di kawasan itu selama konflik enam tahun di Suriah, baik melalui kekuatan sendiri; Pengawal Revolusi atau kuasanya milisi Syiah, terutama Hizbullah.
Mayoritas Syiah Iran mengatakan pasukannya berada di Suriah untuk mempertahankan kuil suci Syiah. Namun, kepala staf angkatan bersenjata Iran mengatakan pada bulan November 2016, Republik Islam Iran mungkin berusaha untuk mendirikan pangkalan angkatan laut di Yaman atau Suriah di masa depan.
Tahun lalu, Avi Dichter, ketua urusan luar negeri Israel dan komite pertahanan, mengatakan Iran telah mencoba beberapa kali di masa lalu untuk memindahkan pasukan ke Dataran Tinggi Golan, Suriah yaitu wilayah yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah 1967.
Netanyahu mengatakan bahwa Israel telah melakukan puluhan serangan untuk mencegah penyelundupan senjata ke kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran melalui Suriah. Dua tahun lalu, Israel dan Rusia sepakat untuk mengkoordinasikan tindakan militer atas Suriah untuk menghindari perdagangan senjata api secara bebas.
“Saya berharap bahwa kita akan dapat mencapai pemahaman tertentu untuk mengurangi gesekan yang mungkin terjadi antara pasukan kita dan kekuatan mereka, seperti yang telah berhasil kita lakukan selama ini,” katanya pada pertemuan kabinet, mengacu pada militer Rusia. (MH029)