MEDIAHARAPAN.COM, Brunei – Akun media sosial hotel mewah milik Brunei telah dihapus atau tidak dapat diakses di tengah protes atas undang-undang anti-LGBT.
Brunei minggu ini menerapkan hukum Islam melarang praktek LGBT, bagi pelaku seks menyimpang dapat dihukum dengan cambuk atau rajam sampai mati.
Selebriti dunia termasuk George Clooney, melancarkan pembelaan terhadap seks menyimpang, ia menyerukan perlawanan terhadap hukum Islam, ia mengajak publik untuk memboikot hotel mewah milik Brunei.
Sekarang akun media sosial dari hotel-hotel ini tidak dapat diakses setelah gencarnya serangan di dunia maya terhadap hukum Islam.
Hotel manakah yang dimiliki oleh Brunei?
Serangan terhadap penerapan hukum Islam di Brunei, meningkat setelah pembawa acara talk show AS Ellen DeGeneres membagikan sebuah posting Twitter daftar sembilan hotel milik Brunei untuk diboikot.
Sembilan hotel ini sekarang tidak dapat diakses di media sosial, meskipun tidak semua akun dihapus.
Delapan akun hotel Brunei telah dihapus atau dinonaktifkan di Twitter, hanya Hotel Principle de Savoia di Italia “dilindungi”, artinya masih ada di situs web, tetapi tweet tidak dapat dilihat.
Akun Instagram dari semuanya, kecuali tiga hotel telah dihapus atau dinonaktifkan, sementara Le Meurice dan Hôtel Plaza Athénée di Perancis, Hotel Eden di Roma membuat akun menjadi “private” untuk mencegah tulisan dilihat.
Akhirnya, semua hotel tidak dapat diakses di Facebook, hanya terlihat halaman mereka yang menampilkan pesan kesalahan.
Dorchester Collection, perusahaan yang mengelola sembilan hotel, sebelumnya memperbarui situs webnya untuk menanggapi serangan balasan, dengan menulis: “Kami tidak mentolerir segala bentuk diskriminasi.”
Boikot telah menyebar luas, diantaranya Virgin Australia mengakhiri kesepakatan dengan Royal Brunei Airlines dan STA Travel mengumumkan hal yang sama terhadap maskapai tersebut.
Situs Ulasan Menghentikan Pengiriman
Serangan terhadap jaringan hotel Brunei berlanjut di tempat lain, TripAdvisor melarang ulasan untuk hotel Brunei di platformnya.
Situs webnya telah diperbarui untuk memasukkan pesan yang mengumumkan bahwa keputusan itu “karena peristiwa baru-baru ini yang menarik perhatian media”.
“[Ini] telah menyebabkan masuknya pengiriman ulasan yang tidak menggambarkan pengalaman langsung [dan] kami untuk sementara menangguhkan menerbitkan ulasan baru untuk daftar ini.”
Tidak jelas apakah pembatasan serupa telah dibuat di tempat lain, karena kritik kemarin terus muncul di situs ulasan Yelp. (bbc/bilal)