MEDIAHARAPAN.COM, London – “Hadiah” Presiden AS Donald Trump dengan mengakui Dataran Tinggi Golan Suriah sebagai bagian dari Israel dapat mengarah pada kecenderungan peningkatan pencaplokan tanah Palestina, kata seorang aktivis Inggris.
Berbicara kepada Anadolu selama acara yang diselenggarakan oleh Asosiasi Arab untuk Hak Asasi Manusia (AOHR) di London, Asa Winstanley – seorang associate editor untuk grup kampanye online yang disebut Electronic Intifada – mengatakan ada tren meningkat di antara partai-partai politik utama Israel menyerukan untuk mencaplok tanah Palestina di Tepi Barat.
“Saya pikir, dengan hadiah Trump kepada Netanyahu untuk mengakui Golan Suriah [Dataran Tinggi] sebagai bagian dari apa yang disebut Israel, kita akan melihat tren peningkatan aneksasi,” kata Winstanley.
“Jadi pencaplokan Tepi Barat secara langsung adalah semacam kontradiksi bagi gerakan Zionis karena mereka menginginkan tanah maksimum dan Arab minimum.”
“Ada jutaan warga Palestina di Tepi Barat, dan Israel tidak ingin memberi mereka kesetaraan. Israel tidak ingin memberi mereka hak suara.
Mengacu pada komentar terbaru Netanyahu tentang niatnya untuk mencaplok Tepi Barat, Hannah Phillips, seorang peneliti yang berfokus pada tantangan hak asasi manusia di Timur Tengah, mengatakan mereka “sangat mengkhawatirkan”.
“Sangat penting bahwa masyarakat internasional harus tetap kuat dalam mengirimnya pesan [Netanyahu] bahwa pendudukan harus berakhir dan Palestina harus memiliki hak penuh di dalam negara,” kata Phillips.
Phillips mengatakan acara AOHR bertujuan untuk membahas pemboman Gaza oleh pasukan pendudukan Israel, soal penahanan para tahanan Palestina serta pelanggaran hak asasi manusia di penjara-penjara Israel.
“Saat ini, kami tahu ada 250 anak yang ditahan di fasilitas Israel. Israel adalah satu-satunya negara yang menampung anak-anak di fasilitas militer bersama orang dewasa.”
Phillips mengatakan ratusan warga sipil yang sakit ditahan di penjara-penjara Israel tanpa menerima perawatan.
Panel yang dipegang oleh AOHR menampilkan pembicara dari berbagai platform dan organisasi.
Winstanley mengatakan pesan panel kepada negara Israel adalah untuk mengakhiri pengepungan di Gaza dan hukuman kolektif terhadap 2 juta warga Palestina karena mereka adalah etnis yang salah menurut rezim apartheid Israel.
Kiri Tunks, presiden Serikat Pendidikan Nasional Inggris, mengatakan hak warga Palestina harus ditegakkan.
Berbicara kepada Agensi Anadolu, Tunks mengatakan, “kami sangat prihatin dengan keadaan para tahanan anak-anak Palestina yang secara rutin ditahan dalam upaya untuk mengintimidasi masyarakat, dan itu harus dihentikan.”
“Kami pikir Israel melanggar hukum internasional dan konvensi Jenewa, sehingga harus segera dihentikan. Itu tidak bisa berlanjut.” katanya. (Anadolu/bilal)