MEDIAHARAPAN.COM, Jayapura – Pasca-demonstrasi anarkis para pelajar, dan warga di kota Wamena, ibu kota Jayawijaya, Provinsi Papua, satu pekan lalu, yang berujung kerusuhan dan pembakaran sejumlah pertokoan, kantor pemerintah dan pembunuhan keji oleh massa demonstran, ribuan warga terus mengungsi keluar dari kota Wamena.
Dari data yang diperoleh, pengungsi di kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya telah menembus angka 8.000 orang. Sekitar 2.200 orang di antaranya mengungsi ke Markas Kepolisian Resor Jayawijaya.
Wakapolda Papua, Brigjen Pol Yakobus Marjuki, mengatakan, pengungsi tersebar pada 23 titik di Kota Wamena. Pada setiap titik ada sekitar 300 sampai 500 orang.
“Saat ini pemerintah daerah telah mengelola dapur umum di bawah Dinas Sosial setempat. Pengungsi juga rawan sakit. Wamena itu kan dingin, kalau terlambat makan, bisa masuk angin dan diare,” jelas Brigjen Pol.Marjuki, di Bandara Sentani Kabupaten Jayapura, Papua, seperti dilansir okezone.com.
Marjuki menyebutkan, dari 2.200 orang pengungsi di Polres Jayawijaya ada sekitar 471 orang terkena diare dan ini harus tetap diantisipasi.
“Ke depannya, pengungsi tak lagi di kantor polisi lagi, karena tak ada fasilitas yang mendukung. Harus ada langkah cepat pemerintah terkait pengungsi ini,” ujarnya.
Marjuki menuturkan, banyak pengungsi dari Kabupaten Mamberamo Tengah, Yalimo, dan Lanny Jaya yang memilih mengungsi ke Wamena.
“Tadi masih ada mengalir satu truk warga dengan pengawalan. Masyarakat tetap harus tenang dan tak cepat mempercayai isu provokatif,” katanya.
Saat ini, proses pemulihan Kota Wamena terus dilakukan oleh pemerintah setempat. Banyak jaringan listrik yang terbakar, termasuk tempat tinggal, ruko dan kendaraan.
“Semua kerugian masih di data. Saat ini, pasca konflik Wamena, beberapa lokasi listrik sudah menyala, korban yang luka sudah dirawat, termasuk korban yang meninggal dunia juga sudah dimakamkan di kampung halamannya dan semua biaya ditanggung oleh pemerintah,” ujar Marjuki.
Marjuki menyebut, sejumlah ruang publik sudah dibersihkan dari material kebakaran. Termasuk sepeda motor dan mobil yang dibakar sudah dipinggirkan.
“Masih banyak warga yang rumahnya tak dibakar, untuk kembali ke rumahnya. Harus ada pemulihan trauma, agar tak takut lagi masuk rumah,” ujarnya.
Marjuki menambahkan, saat ini sudah ada aparat keamanan yang menjaga Kota Wamena, termasuk penjagaan pada sejumlah titik. “Kami minta masyarakat tetap tenang, walaupun ada daerah di Mamberamo Tengah, Yalimo, atau Lanny Jaya yang banyak isu bermunculan, Masyarakat jangan resah,” tutup Marjuki. []