MEDIAHARAPAN.COM, Algiers – Setelah menghadapi protes selama lebih sebulan atas keputusannya mencalonkan diri untuk jabatan kelima, Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika pada hari Selasa (2/4), akhirnya tunduk pada tuntutan rakyat untuk mengundurkan diri, lapor kantor berita APS.
Keputusan Bouteflika muncul beberapa jam setelah Kepala Staf Angkatan Darat Aljazair Letnan Jenderal Ahmed Ahmed Gaid Saleh menuntut “kepergiannya segera.”
Dalam sebuah pernyataan, Saleh menegaskan kembali komitmen militer terhadap “implementasi pasal konstitusional tentang kekosongan jabatan presiden,” ia menambahkan: “Keputusan kami jelas dan tidak dapat diubah, ketika kami berdiri bersama rakyat sampai tuntutan mereka dipenuhi.”
Pernyataan Saleh muncul sehari setelah Bouteflika bersumpah untuk mengundurkan diri sebelum masa jabatannya secara resmi berakhir akhir bulan ini.
Pernyataan Boutaflika pada hari Senin, dikeluarkan “dari kekuatan non-konstitusional, bukan langsung dari dia,” kata Saleh “tentara Aljazair tidak akan menerima keputusan ekstra-konstitusional.”
Pada Februari, Front Pembebasan Nasional yang berkuasa di negara itu mencalonkan kembali Bouteflika berusia 82 tahun, yang telah memerintah Aljazair sejak 1999, untuk mencalonkan diri mengejar jabatan kelima.
Tetapi pada 11 Maret, setelah berminggu-minggu protes terhadap tawaran presiden, Bouteflika tiba-tiba menunda pemilihan – yang semula dijadwalkan pada 18 April – dan secara resmi mencabut pencalonannya.
Warga Aljazair terus melakukan demonstrasi menentang pemimpin yang sudah lanjut usia itu, yang mereka nilai secara tidak konstitusional memperpanjang masa jabatan keempatnya. (bilal)