MEDIAHARAPAN.COM, Wakatobi – Bambang Sardi, pria asal Wakatobi, Sulawesi Tenggara mengisahkan tentang proses pengolahan minyak kelapa murni alias Virgin Coconut Oil (VCO). Butuh tiga tahun bagi Bambang mulai dari proses riset hingga menciptakan VCO tersebut.
“Gagal tentu sering, butuh proses tiga tahun 2015, 2016, 2017 karena porduk tidak berbentuk,” kata Bambang Sardi saat menjadi pembicara di Acara Bincang Inspiratif 14th SATU Indonesia Awards 2023 digelar PT Astra International Tbk di Jodjokodi Convention Center Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (8/7).
Perjuangan Bambang Sardi tidak sia-sia. Setelah tiga tahunan melakukan penelitian, akhirnya minyak kelapa murni yang diimpikan tercapai. Bambang bercerita, inovasinya ini bermula ketika melihat potensi besar kelapa di Sulawesi Tengah khususnya di Kabupaten Parigi Moutong.
Berbekal teknik kimia yang didapat dari bangku kuliah, pria berusia 37 tahun silam itu berinisiatif menemukan cara agar bisa mengolah kelapa-kelapa tersebut menjadi produk yang bisa memberikan kontribusi lebih besar bagi masyarakat khususnya di Sulawesi Tengah.
“Dari situ kami terus melakukan uji coba mana metode terbaik, metode terbaik adalah fermentasi dengan VCO ini,” ujar dosen dari Fakultas Teknik Kimia, Universitas Tadulako, Palu ini.
Bambang mengatakan, produk minyak kelapa murninya ini telah tersebar di sejumlah daerah Indonesia, bahkan sesekali memenuhi permintaan ekspor ke luar negeri. Dengan memberdayakan masyarakat, produksi minyak kelapa murni itu telah mencapai 200 Liter per bulan yang dibanderol dengan harga Rp35-Rp50 ribu per 250 militer untuk memenuhi pasar lokal.
Usaha itu telah dikembangkan Bambang Sardi di Kabupaten Sigi, Donggala, Parigi dan Kota Palu. Dia menargekan hasil risetnya itu menjadi industri besar di Sulawesi Tengah.
Tidak hanya mendapatkan keuntungan secara ekonomi, berkat usahanya tersebut Bambang Sardi meraih pemenang dalam program SATU Indonesia Award asal Sulteng dari PT Astra Internasional Tbk, pada tahun 2017 lalu.
Bambang berharap, kelak ke depan lahir kembali regenerasi sepertinya khususnya dari Sulawesi Tengah. “Saya berharap tidak cukup saya, tapi bisa memberikan virus-virus kebaikan kepada anak-anak muda,” kata Bambang.
Dalam kesempatan yang sama, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Nilam Moeloek yang menjadi juri SATU Indonesia Awards menambahkan, inovasi Bambang Sardi tidak hanya meningkatkan perkembangan ekonomi masyarakat namun juga kesehatan.
“Kita bisa melihat hubungan ekonomi masyarakat meningkat dan tentunya perkembangan kesehatan menjadi lebih baik,” kata Nilam.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah Kota Palu Irmayanti menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan SATU Indonesia Awards 2023 sebagai energi positif dengan kolaborasi serta semangat yang tinggi untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik.
Dia menekankan pentingnya peran pemuda dalam membangun bangsa Indonesia sehingga dia mengharapkan para pemuda-pemudi dapat aktif dalam memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi masyarakat. “Anak muda bukan lagi hanya menjadi pengamat, tapi juga pelindung nilai-nilai leluhur dan agen perubahan,” kata Irmayanti. (Feby Hafifah)