MEDIAHARAPAN.COM, Pekanbaru – Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Kemenag Kota Pekanbaru, Abdul Wahid mengunjungi sejumlah Pondok Pesanteran di Kota Pekanbaru, Senin (9/9/2019). Kunjungan itu dalam rangka melihat kondisi santri yang terpapar kabut asap.
Selama kunjungan berlangsung, didapatkan fakta bahwa ratusan santri terpapar kabut asap, bahkan santri yang parah diizinkan pulang, selain itu jam belajar sudah diperpendek untuk mengindari dampak negatif kabut asap yang semakin parah.
Fakta tersebut ditemukan saat kunjungannya ke Pondok Pesantren Ummu Sulaim Khusus Putri di Kelurahan Tangkerang Timur, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru.
“Laporan dari satu Ponpes ini saja, santri yang terpapar asap sudah mencapai 109 orang, bahkan santri yang parah diizinkan pulang, selain itu jam belajar sudah diperpendek untuk mengindari dampak negatif kabut asap yang semakin parah,” katanya seperti dilansir rri.co.id.
Sementara itu, Annisa Fadilah yang merupakan kelas 6 siswa Ponpes Ummu Sulaim mengaku akibat kabut asap, dirinya mulai merasakan sesak, tenggorokan kering dan sejauh ini belum ada tindakan pemerintah dalam menanggulangi kabut asap.
“Saya sudah lima hari merasakan sakit ini, belum ada lagi dikasih obat, ini karena asap,” katanya dengan suara serak.
Dia mengatakan, pihak Ponpes sudah memberikan toleransi yaitu boleh tidak sekolah, walaupun mendekati waktu ujian, tetapi tetap saja harus ada tindakan pemerintah.
“Maunya pemerintah ini bertindaklah, tidak tahan lagi kami menanggung sakit akibat kabut asap ini,” keluhnya.
Disisi lain Fadiareka, salah seroang guru pengabadian di Ponpes Ummu Sulaim mengatakan kebijakan yang bisa dilakukan ponpes adalah memulangkan santi yang sakit akibat kabut asap, karena keterbatasan obat.
“Sudah banyak yang pulang karena sakit ini, karena disini keterbatasan alat dan obat, jadi kalau sudah parah, kami hubungi orangtuanya untuk dijemput, sekarang yang masih dirawat disini ada beberapa orang lagi,” urainya.
Soal kebijakan diakui, tetap dilakukan yaitu diberikan dispensasi bagi santri yang menderita penyakit.
Abdul Wahid menekankan bahwa dengan melihat situasi kabut asap yang makin tebal, maka pondok pesantren bisa meliburkan santrinya dan kepada pihak Dinas Kesehatan diminta untuk dapat mengunjungi pesantren yang ada lalu memberikan bantuan masker dan penanggulang pertama terhadap santri yang terpapar asap.
“Kita mohon kepada pihak dinas kesehatan untuk turun tangan memberikan bantuan perobatan sebagai pertolongan pertama, ini kabut asap semakin tebal dan parah, jadi harus ada tindakan,” pinta Abdul Wahid.
Khusus di Ponpes Ummu Sulaim, santri wati yang terdampak asap sudah menghabiskan 12 tabung oksigen dengan jumlah santri tidak masuk 109 orang, sebagian ada yang sakit dipondok sebagian lain ada yang diizinkan pulang. []