MEDIAHARAPAN.COM – Presiden Iran Hassan Rouhani akan mengunjungi Oman dan Kuwait pada Rabu besok (15/2/2017), media pemerintah melaporkan, dalam kunjungan pertamanya ke negara-negara Teluk sejak mengambil kekuasaan pada 2013.
Rouhani akan meninggalkan Teheran menuju Muscat, Oman, pada hari Rabu untuk memenuhi undangan Sultan Qaboos, pernyataan wakil kepala staf komunikasi Iran, Parviz Esmaeili, seperti dikutip oleh Press TV, Senin (13/2/2017).
Dia akan berangkat pada hari yang sama ke Kuwait pada undangan Emir Sheikh Sabah al Ahmad al Sabah.
Menteri luar negeri Kuwait melakukan kunjungan yang jarang ke Teheran akhir bulan Januari untuk menyampaikan pesan kepada Rouhani terkait dialog mendasar antara negara-negara Teluk Arab dan rivalnya Iran.
Enam anggota Arab Gulf Cooperation Council (GCC), terutama Arab Saudi, menuduh Tehran menggunakan sektarianisme mengganggu keamanan di negara-negara Arab dan membangun wilayahnya sendiri dari pengaruh di Timur Tengah. Iran membantah tuduhan itu.
Arab Saudi dan Bahrain pada Januari 2016 memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran dan beberapa negara Teluk lainnya menarik duta besar mereka sebagai bentuk solidaritas dengan kerajaan kaya minyak itu setelah kedutaannya di Iran dibakar oleh demonstran.
Oman secara kultur menolak upaya negara-negara Teluk Arab untuk merapatkan barisan melawan Iran. Ini membantu untuk menengahi pembicaraan rahasia AS-Iran pada 2013 yang menyebabkan kesepakatan nuklir yang bersejarah yang ditandatangani di Jenewa dua tahun kemudian.
Rouhani mengatakan pada Januari bahwa setidaknya 10 negara termasuk Kuwait telah menawarkan untuk menengahi meningkatnya perseteruan antara Arab Saudi dan Iran. (Ze)