MEDIAHARAPAN.COM, Jakarta – Komite II DPD RI mendukung langkah Kementerian Pertanian (Kementan) yang berupaya merangkul dunia pendidikan, khususnya menyangkut penelitian dan pengembangan, dan penyebarluasan teknologi.
Senator asal Lampung, Anang Prihantoro, menyatakan demikian, lantaran minimnya keterlibatan akademisi dengan para birokrat, termasuk di Kementan.
“Masih banyak hasil penelitian yang numpuk dan kurang dipublikasikan, apalagi dimanfaatkan oleh para pengambil keputusan,” ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (8/7/2017).
Begitu pun sebaliknya, kata Anang, “Para birokrat di Kementerian Pertanian yang lebih tunduk dan dikuasai oleh kepentingan penguasa (politik, red).”
Jebolan Fakultas Pertanian Universitas Lampung (Unila) ini berharap, hasil penelitian akademisi tersebut nantinya mampu menjawab segala persoalan-persoalan yang mencuat di lapangan.
“Saya setuju pelibatan para akademisi untuk membangun pertanian di Indonesia,” pungkas Anang yang juga mantan Ketua Umum Serikat Tani Indonesia (Sertani).
Kementan telah mencanangkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia 2045 sebagai program jangka panjang.
Adapun jangka pendek atau pada tahun 2017, telah menentukan target produksi nasional 11 komoditas strategis pertanian. Yakni, padi sebanyak 78,13 juta ton, jagung 25,20 juta ton, dan kedelai 1,20 juta ton.
Kemudian, tebu 2,95 juta ton, daging sapi 0,64 juta ton karkas, cabai 2,16 juta ton, bawang merah 1,33 juta ton, sawit 32,66 juta ton CPO, karet 3,56 juta ton biji kering, kopi 0,75 juta ton berasan, dan kakao 0,87 juta ton kering.
Perlahan, kerja keras Kementan menunjukkan hasil, baik meningkatnya produktivitas pertanian hingga kesejahteraan petani yang mulai membaik. Misalnya, berhasil mengunci keran impor untuk komoditas jagung, beras, cabai merah, dan bawang.
Hal tersebut tak lepas dari inovasi Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam membuat terobosan dan menjalin kerja sama dengan berbagai intansi.
Membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pangan dan melibatkan Polri, Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog), Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dan KPPU, selain Kementan, sebelum Ramadan 2017.
Selanjutnya, Program Upaya Khsusus (Upsus) Padi, Jagung, dan Kedelai (Pajale) pun dijalankan dengan melibatkan TNI dengan tujuan menambah luas lahan pertanian hingga meningkatkan produktivitas ketiga komoditi tersebut.
Menteri Amran pun menginisiasi Program Serap Gabah Petani (Sergap) dengan merangkul Bulog untuk membeli hasil panen ketika stok berlimpah. (myw)