oleh : Sekretaris Jenderal Front Pergerakan Nasional
Beberapa hari setelah kabinet Merah Putih dilantik istana negara, nampak manuver politik para menteri Prabowo. Front Pergerakan Nasional (FPN) menilai Sindikasi Kabinet Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto sangat rapuh. Kepentingan Merah Putih tidak terakomodasi secara tegas dari portofolio personalia yang menempati posisi kabinet. Tentu saja hal tersebut berkonsekuensi pada bongkar pasang yang akan semakin membuat buram kepentingan Merah Putih (Nasional).
Dalam Proyeksi FPN melihat ada Problem dualisme kepemimpinan antara Presiden Terpilih dengan Wakil Dinasti Presiden yang merupakan anak Joko Widodo Presiden Sebelumnya. Dualisme akan menjadi beban dalam pengambilan keputusan strategis kepentingan Nasional. Pola Komando dan koordinasi Presiden dengan jajaran kabinet yang memiliki loyalitas multi polar menjadi batu sandungan sejauh mana efektivitas kebijakan pemerintah.
Gestur para menteri kabinet Merah Putih sangat sungkan terhadap Presiden Prabowo Subianto, dan lebih memilih setia pada Wakil Presiden yang merupakan anak dari Presiden sebelumnya. Karakter patriotisme yang seolah hanya omon-omon kosong yang tidak aplikatif pada portofolio dan personalia kabinet yang penuh sesak peninggalan pembantu president sebelumnya.
Manuver wakil presiden yang memiliki syahwat melanggengkan Kekuasaan Dinasti Joko Widodo. Sangat mungkin menggunakan issue jalan demokratis untuk melawan jalan militer Prabowo. Perlindungan loyalis Joko Widodo kepada Gibran dari Angkatan mulai KAPOLRI, PANGLIMA TNI, KEPALA BIN serta Jajaran Menteri BUMN, Menteri KKP Mantan Bendahara TKN, Serta Barisan Projo yang diangkat sebagai menteri.
Sebagai organ gerakan, FPN mempertanyakan terkait komitmen rezim Prabowo Gibran dalam menjaga Konsensus kebebasan sipil dalam koridor demokratisasi, penegakan hukum dan clean and good government. Karena indikator demokrasi dan supermasi hukum mengahadapi masalah dengan syahwat supermasi Kekuasaan baik Prabowo dan Dinasti Joko Widodo. Ditambah dengan gaya atau style militer yang selalu mencurigakan melakukan sabotase politik menghancurkan proses demokratisasi.
Military A Way
Pilihan rezim Prabowo menempuh jalan militer, tentu harus siap dengan beberapa konsekwensinya. Kelemahan pertama jalan militer Prabowo terkait pilihan dan keputusan mengangkat personil kabinet. Prabowo harus introspeksi kegagalan dirinya memilih jalan militer karena pos jabatan masih di duduki menteri kabinet lama. Atau Prabowo sudah lama melakukan reprofiling dan memilih tim bayangan operasi jalan militer.
Kasus oknum seperti Sakti Wahyu Trenggono dengan kekayaan hampir Rp. 3 Triliyun. Menjadikan dia menteri paling kaya dalam kabinet, hingga kita perlu menelaah dan validasi sumber kekayaannya. Kami melihat Sakti Wahyu Trenggono masuk dalam kabinet adalah cerminan dari Proxy Sipil yang di doktrin menempuh Jalan Militer ala Prabowo Subianto.
Sudah menjadi rahasia umum jalan militer memiliki mata rantai yang panjang bisnis dan politik. Kami hanya mengingatkan cara militer dalam memperkuat cengkraman tangannya dalam wilayah sipil ekonomi dan politik jangan hanya untuk kepentingan sesaat, dan hanya untuk pribadi para jenderalnya.
Mengerikannya faham militernya kembali menjadi ideologi kekuasaan Republik Indonesia. Kekuatan sipil yang menjadi kolaborator kekuatan serdadu akan lebih beringas dan sadis untuk mengkhianati saudaranya atau rakyat sendiri. Bukti nyata adalah oknum Sakti Wahyu Trenggono, yang sombong dan kepala batu tidak merespon, meskipun ada kelompok rakyat menempuh jalur hukum dan demokratis menolak diangkat sebagai menteri dalam kabinet Prabowo.
Jalan militer hampir sama dengan kebijakan Kerajaan Belanda ratusan tahun lalu menguasai Nusantara dengan menempatkan para Gubernur Militer / Jenderal. Pola militeristik korporasi VoC yang menggunakan sistem birokrasi dan hukum militer untuk mengeksploitasi yang destruktif terhadap sistem politik, budaya dan ekonomi lokal.
FPN melihat operasi militer non pertempuran atau perang menjadi mainan tersendiri para tentara yang berpangkat Jenderal maupun pensiunan. Partai Politik, Bisnis Teknologi Informasi, Bisnis Sumber Daya Alam dan Energi (Baru Bara, Minyak dll), Bisnis Transportasi, Bisnis Logistik dan Bisnis Alat Utama Sistem Pertahanan Militer. Hal tersebut mendekati pendekatan industrial military complex yang digunakan negara-negara agresor yang telah eksis secara ekonomi dan politik internasional.
Tidar Lembah Para Templar
Mitos para satria sejak era perang salib yang ditempa oleh para ahli strategi dan taktik di pondok atau kastil. Penyematan dan penanaman ternyata hanya kamuflase untuk di jadikan bidak kepentingan para elit saja. Selalu ada sisi gelap misi para kesatria untuk menyesatkan pengkhianatan yang menjadi doktrin rahasia dan tanpa memiliki loyalitas tunggal.
Lembah para Templar Tidar sepertinya mencoba merekonstruksi Eksistensi kejayan masalalu sebelum sistem Republik. Kelemahan Jalan Militer Prabowo adalah gagal membongkar skandal Fufu fafa yang mendiskreditkan dan membunuh karakter Prabowo dan keluarga besarnya termasuk kopassus. Kelompok fufu fafa sepertinya berhasil memposisikan dan mengubah wajah dan gestur para templar nya menjadi gerakan rahasia untuk menjaga ketundukan penguasa info kepada Dinasti Joko Widodo.
Para Templar Lembah Tidar harus banyak belajar dari kekalahan templar fufu fafa lebih gigih dan militan dalam pertarungan.
Kehebatan templar fufufafa, mereka selalu menunggangi gerakan politik untuk menghabisi kompetitor bisa politik, bisnis yang berpotensi merugikan kelompok fufu fafa. Modus dan cara-cara kotor dia lakukan seperti, menggusur para direktur utama atau ketua partai, ormas dll dari jajaran penting melalui kudeta atau jika bisnis via RUPS Luar biasa, untuk mengambil projek strategis.
Alumnus templar Fufu Fafa adalah Sakti Wahyu Trenggono Donatur dan Bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo Maruf Amin 2018-2019. Gerakan Politik sadisnya berhasil menghancurkan karir direktur utama PT TELKOM dan ambil alih proyek infrastruktur telekomunikasi Terbesar di Asia Tenggara dengan valuasi lebih dari Rp. 500 Triliyun. Sakti Wahyu Trenggono memiliki akses data PT TELKOM dia bisa dengan leluasa mengatur sirkulasi akses data seperti Fufu Fafa dalam menghabisi dan memetakan kelompok-kelompok yang bersebrangan.
Bahkan FPN memiliki jejak digital operasi politik Sakti Wahyu Trenggono dengan jaringan politiknya telah menghancurkan karir politik orang kepercayaan Prabowo yang menjabat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Edi Prabowo, melalui jebakan bisnis jaringannya Wahyu Trenggono. Seperti Prabowo sengaja disesatkan terkait tracking para Templar fufu fafa yang memang dari awal menargetkan penghancuran semua kekuatan Prabowo.
Terbukti kebijakan Wahyu Trenggono Bermain bisnis infrastruktur teknologi informasi di jalur laut dan melegalkan kembali Benih Bening Lobster, Legalisasi Ekspor Pasir Laut, dan Manipulasi Data Kapal Curian yang bersekongkol antara anak Wahyu Trenggono dan menantu Menteri Pratikno. Apa yang dilakukan oleh fufu fafa adalah operasi untuk melanggengkan dinasti bisnis Sakti Wahyu Trenggono bersama para pensiunan bahkan serdadoe aktif yang rela menggadaikan Nama Lembah Tidar hanya untuk menjadi anjingnya pengusaha dan menjual kedaulatan negara.
Gelembung bisnis Sakti Wahyu Trenggono yang mendapatkan back up dan doktrin kalangan tentara, menjadi tantangan untuk divalidasi akuntabilitas dan transparansi keuangannya. Jika untuk hal-hal sederhana selalu mencari pintu belakang untuk meminta perlindungan dari sisi gelap pintu belakang, maka sudah bisa dipastikan kelompok dan oknum-oknum yang memback up sakti Wahyu Trenggono adalah para templar avonturir, petualang yang hanya memerih urusan perutnya sendiri dengan mengorbankan banyak orang.
Rekam jejak gulita bisnis Wahyu Trenggono dengan Gerbong PT LEN, Menggasak Bisnis Infrastruktur Teknologi Informasi Telkom dan menjadi kolaborator atau kartel di kementrian pertahanan untuk Matra Laut, Darat dan Udara. Kudeta merangkak di kementerian perikanan dan kelautan era Joko Widodo, kini mendapat legitimasi dari Prabowo terkait posisi sebagai menteri KKP. Manusia anti kedaulatan selalu berusaha mengangkangi hukum dan menghancurkan karir orang sukses gak memiliki ideologi hanya pragmatisme sesaat. Sepertinya Wahyu Trenggono adalah miniatur dari jalan militer Prabowo, manusia ini diformat dalan skema military industrial complex atau pengusaha yang menjadi proxy serdadu.