MEDIAHARAPAN.COM, Jakarta – Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyatakan rasa tersinggungnya atas pertanyaan Presenter Kompas TV, Rosi yang menanyakan tentang Aksi-Aksi bela Islam yang didomplengi pada aksi yang berhujung Kudeta.
“Seberapa besar sesungguhnya aksi-aksi ini, aksi bela Islam mereka menuntut keadilain, yaitu supaya terdakwa dituntut hukuman maksimal, tapi kemudian bagaimana menjawabnya atau bagaimana analisa panglima bahwa aksi ini bisa juga didomplengi pada aksi yang berhujung pada kudeta presiden Jokowi?” tanya Rosi dalam episode “Membidik Jokowi Lewat Ahok” dengan Hastag #ada Panglima di Rosi” Kamis (4/5/2017) malam.
“Kudeta Presiden Jokowi.? saya agak tersinggung dikatakan seperti itu, karena saya sebagai umat Islam juga” kata Panglima dengan mengernyitkan keningnya ke arah Rosi yang berusaha untuk menggiringnya.
Menepis tudingan tersebut, Panglima membuka memori sejarah tentang pergerakan organisasi Islam seperti Muhammadiyah dan Nahdhatul ulama yang lahir jauh sebelum sumpah pemuda dan perjuangan para ulama, Kyai dan santri atau umat Islam dalam merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah.
“Pada saat perjuangan merebut kemerdekaan, pasti dimotori oleh para kyai, para ulama sehingga santrinya bergerak karena mayoritas masyarakat Indonesia adalah Muslim. sehingga berjuang dengan senjata apa adanya dan berhasil” ungkap panglima.
Mendapat jawaban pembelaan panjang tersebut Rosi yang malam itu tampil dengan menggunakan rok pendek berwarna hitam dengan rambut pirang merubah gimik wajahnya dan mengapit kedua telapak tangannya yang kemudian berusaha memotong keterangan fakta sejarah yang tengah diungkapkan oleh Panglima TNI.
“Intinya bapak tidak meliat sedikitpun ada indikasi bahwa aksi ini bisa didompleng untuk tindakan makar.? potong rosi terhadap keterangan panglima.
Namun alih-alih mendapatkan jawaban, lagi-lagi Panglima TNI melanjutkan fakta sejarah perjuangan umat Islam Indonesia.
“Saya lanjutkan, mereka melawan senjata modern dengan bambu runcing, dengan senjata parang seadanya bisa membunuh pimpinannya (Penjajah)” lanjut panglima.
“Apakah sejak perjuangan merebut kemerdekaan yang mayoritas adalah umat Islam, kemudian mempertahankan kemerdekaan umat Islam, kemudian umat Islam akan merusak negara ini.? Tidak Mungkin” Tegas Panglima
Panglima membeberkan Contoh aksi 411, 212 yang berjalan damai, aman dan tertib.
“inikan berita hoax saja (Kudeta), yang menyampaikan seperti itu, sehingga menakut-nakuti kita semuanya” jangan takut, Indonesia tidak bisa ditakut-takuti, karena kita kumpulan manusia kesatria yang berjiwa patriot.!” tandas panglima yang mendapatkan tepuk tangan applous dari para peserta yang hadir di studio Kompas TV. (Handriansyah)