MEDIAHARAPAN.COM, Strasbourg – China sikapnya terus memburuk terhadap hak-hak sipil dan politik meskipun ada kemajuan pada hak-hak ekonomi dan sosial, kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa pada hari Kamis (18/4).
Berbicara di sidang paripurna Parlemen Eropa tentang China, Federica Mogherini mengatakan: “Pesan yang jelas bagi masyarakat Eropa, hak asasi manusia tidak kalah pentingnya dengan kepentingan ekonomi.”
“Ini adalah pesan bahwa kita harus secara konsisten dan dengan cara yang koheren, sebagai warga Eropa, lulus di semua tingkatan: Parlemen, Komisi, Dewan, dan masing-masing Negara Anggota dalam hubungan bilateral mereka dengan China,” tegasnya.
Mogherini mengatakan Uni Eropa memiliki jenis hubungan baru dengan China – “yang lebih intens, tetapi juga yang lebih jujur dan terbuka.”
“Alat terbaik kami untuk terus terlibat dengan China adalah hak asasi manusia dengan cara yang hormat tapi sangat jelas,” katanya.
Mengenai memburuknya hak asasi manusia, Mogherini mengatakan penangkapan terhadap pembela HAM dan pengacara masih berlangsung, yang melanggar kebebasan mendasar.
“Kita semua telah melihat laporan tentang situasi di Xinjiang, ‘kamp pendidikan ulang’ yang menargetkan warga Uighur dan minoritas lainnya, pengawasan massal, pembatasan perjalanan,” katanya.
Wilayah Xinjiang adalah rumah bagi 13 juta warga Uighur. Kelompok Muslim Turki, yang berjumlah sekitar 45 persen dari populasi Xinjiang, telah lama menuduh pihak berwenang melakukan diskriminasi budaya, agama dan ekonomi. (Anadolu/bilal)