MEDIAHARAPAN.COM, Jakarta – Presiden Joko Widodo Membacakan Detail Angka Pertumbuhan, Namun Tidak Menyampaikan kenaikan Harga pada PDIP. Jika selama ini ada kesan presiden tidak membaca yang beliau tandatangani, maka hal tersebut keliru. Ketika membacakan sambutan ulang tahun Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Presiden Republik Indonesia bapak Ir. Joko Widodo membaca dan membeberkan secara detai capaian ekonomi selama memerintah.
“Pertumbuhan ekonomi, kita patut bahagia bahwa pada 2016 pada semester II ekonomi kita 5,18 kemudian triwulan ketiga turun sedikit dan kita harap tahun ini ekonomi tumbuh minimal 5,4 persen,” ujar Presiden Jokowi pada acara yang digelar di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (10/1/2017).
Presiden Jokowi mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak begitu signifikan, namun masih lebih baik dari beberapa negara, diantaranya Jepang, Brazil, Malaysia dan Meksiko.
Presiden Jokowi membaca secara detail tantangan pemerintah dalam mengatasi ketimpangan ekonomi, meski ada sedikit perbaikan.
“Ketimpangan kaya-miskin antar wilayah ini tantangan kita. Beberapa tahun lalu angka gini ratio kita 0,41. Pada dua tahun ini 0,37. Ini yang kita syukuri,” ucap Presiden Jokowi.
Selain itu, Presiden Jokowi juga memaparkan fokus pemerintah pada pembangunan di daerah pinggir, pulau terluar dan perbatasan.
Presiden membacakan beberapa kebijakan pemerintah, mulai dari implementasi dana desa yang berjalan baik, yang tadinya Rp 20,5 trillyu 40 trilyun dan sekarang70 trillyun dalam APBN.
Preiden Jokowi memaparkan photo terkait pembangunan bandara di pulau terluar, peningkatan ekonomi masyarakat di pulau terluar, hingga perbaikan kantor perbatasan negara.
Jokowi juga memaparkan bagaimana pemerintahannya telah menyamakan harga Bahan Bakar Minyak di Jawa sama dengan di Papua, program tol laut untuk menyeimbangkan harga bahan baku antarwilayah serta melakukan redistribusi aset atau land reform.
“Dengan pemberian konsesi tanah adat inilah ekonimi Pancasila, ekonomi gotong-royong dinikmati rakyat, bukan segelintir masyarakat. Sekarang ini kita kantongi 12,7 juta hektare yang terus kita bagikan,” ujar Presiden Jokowi.
Namun, pidato Presiden yang membuka dengan menyinggung soal penetapan tanggal 1 juni sebagai Hari lahir pancasila, tidak menyinggung soal isue kenaikan BBM dan Pajak kendaraan yang meresahkan warga.
Ulang tahun PDIP ke 44 adalah momentum penting selaku partai wong cilik. Presiden juga membacakan kebijakan ekonomi ekonomi pancasila, gotongroyong, keadilan, harga diri, nasionalisme dan kebanggan pemerataan. Semoga kenaikan berbagai harga buakan menjadi dalih berbicara Kedilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.(Neo)