MEDIAHARAPAN.COM, Washington – Presiden AS Donald Trump menjatuhkan sanksi kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei dan kantornya pada Senin (25/6) di tengah-tengah ketegangan dengan Iran.
“Saya pikir banyak pengekangan telah ditunjukkan oleh kami, dan itu tidak berarti kami akan menunjukkannya di masa depan,” kata Trump di Kantor Oval Gedung Putih saat ia menandatangani sanksi yang berlaku.
Ditanya secara khusus apakah tindakan yang diambil tersebut sebagai tanggapan atas jatuhnya pesawat tak berawak Amerika di Iran minggu lalu, Trump mengatakan sanksi itu “akan tetap terjadi.”
AS dan Iran saling membantah klaim lokasi pesawat ketika ditembak jatuh oleh rudal Iran. Iran menegaskan pesawat pengintai itu melanggar wilayah udaranya, klaim itu dibantah oleh Washington, AS menganggap pesawatnya berada di wilayah udara internasional.
Sanksi terhadap Khamenei dan kantornya diatur untuk “mengunci” aset bernilai miliaran dolar, kata Menteri Keuangan Steven Mnuchin kepada wartawan di Gedung Putih tak lama setelah Trump mengumumkan tindakan tersebut.
Selain Khamenei, AS selanjutnya menjatuhkan sanksi kepada delapan pemimpin senior Korps Pengawal Revolusi Islam Iran, termasuk komandan angkatan udara dan darat, dan lima pemimpin distrik angkatan laut.
Trump telah menginstruksikan bahwa Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif akan dikenakan sanksi akhir pekan ini, kata Mnuchin.
Mnuchin mengatakan sekutu AS belum diajak berkonsultasi mengenai gelombang terbaru pemberlakuan sanksi terhadap Iran.
Ketegangan telah meningkat antara AS dan Iran sejak Mei 2018, ketika Washington secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 antara Teheran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman dan Uni Eropa.
Sejak itu AS telah memulai kampanye diplomatik dan ekonomi untuk menekan Iran agar menegosiasikan kembali perjanjian tersebut, serta kegiatan-kegiatan Iran lainnya yang dianggap tidak stabil oleh Washington.
Sebagai bagian dari kampanyenya, AS telah menerapkan kembali sanksi terhadap ekspor minyak mentah Iran, yang telah menghancurkan perekonomian Iran.
Trump mengatakan pada hari Jumat bahwa AS “Siap Siaga” untuk menyerang tiga situs Iran sebagai pembalasan atas Iran menjatuhkan drone AS, tetapi Trump membatalkan serangan karena khawatir serangan itu menjadi respon yang tidak proporsional.
Sekitar 150 orang Iran akan terbunuh dalam serangan itu, kata Trump.
AS telah meningkatkan kehadiran militernya di Timur Tengah di tengah ketegangan yang meningkat, mengerahkan pasukan penyerang di kapal induk, gugus tugas pembom dan baterai rudal Patriot ke wilayah tersebut atas dugaan ancaman dari Iran.
Pemerintahan Trump juga mengumumkan pekan lalu bahwa mereka akan mengirim 1.000 pasukan tambahan ke Timur Tengah. (Anadolu/bilal)