MEDIAHARAPAN.COM, Jakarta – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta akan digelar Hari Rabu (15/2/2017) warga yang mempunyai hak pilih akan berbondong bondong untuk memilih jagoannya masing masing. Lembaga Kajian Pemilu Indonesia merilis hasil survei jajak pendapat warga DKI Jakarta dalam menentukan pilihan Gubernur dan Wakil Gubenur Jakarta untuk periode 2017-2022. Survei tersebut dilakukan sejak tanggal 6 Februari hingga 10 Februari 2017 di 5 Kotamadya dan 1 kabupaten di Provinsi Jakarta.
Koordinator Survei Lembaga Kajian Pemilu Indonesia, Sutisna, mengatakan, populasi yang menjadi dasar klaim dari survei ini disebut sebagai populasi eleksi atau terpilih. Yaitu, semua orang yang memiliki hak pilih dalam Pilkada DKI Jakarta adalah mereka mencakup semua orang yang memiliki hak pilih yang pada saat pelaksanaan survei dapat diwawancara di rumah.
Sutisna, mengaku, adapun survei dalam survei ini . Sampel penelitian diambil dari sejumlah responden yang ditentukan secara sampling kluster (cluster sampling). Yakni, sebagai teknik memilih sampel dari kelompok-kelompok unit-unit yang kecil atau kluster.
“Dari satu rumah tangga diambil 1 anggota keluarga berdasarkan acak setiap TPS yang memenuhi syarat sebagai calon pemilih, yaitu berumur minimal 17 tahun dan terdaftar dalam DPT,” kata Sutisna kepada awak media.
Sementara itu, sample diambil berdasar data DPT dari KPU DKI Jakarta dalam pilkada DKI Jakarta dengan jumlah pemilih tetap berjumlah.983.692 orang dan 15.059 TPS tersebar di 44 Kecamatan dan 267 Kelurahan. Adapun sampelnya adalah individu yang terpilih berdasar persyaratan memilih dalam pilkada.
Selain itu, jumlah sample atau responden yang diambil dalam survei ini adalah sejumlah 1816 warga DKI Jakarta dari yang terdaftar dalam DPT. Dia menyebutkan, pilkada DKI Jakarta 2017 yang berjumlah 983.692 orang tersebar secara proposional 44 Kecamatan dan 267 Kelurahan di Jakarta ,survei ini mengunakan tingkat kepercayaan 95% dengan sampling error atau margin of error sebesar +/= 2,3 persen.
Namun, survei dilakukan secara tertutup dan wawancara face to face dan kemudian dilakukan verifikasi keembali secara acak terhadap hasil survei tersebut oleh para surveyor terlatih dan profesional.
Bahkan, dari hasil survei terkait tingkat popularitas ketiga pasangan calon kepala daerah masyarakat jakarta 85,2 persen sangat mengenal pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, dari jawaban masyarakat mereka mengenal pasangan ini karena Agus adalah anak mantan presiden SBY, sedangkan pasangan Basuki Tjahaja (Ahok)-Djarot Saiful dikenal sebanyak 100 persen warga DKI Jakarta karena kasus penistaan agama Islam dan Gubenur penganti dari Joko Widodo.
Sementara untuk pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dikenal oleh 80,2 persen warga DKI Jakarta karena diusung oleh partainya Prabowo Subianto.
Tetapi, masyarakat Jakarta memberikan nilai keraguan akan kemapuan Agus Yudhyono-Sylviana untuk memimpin Jakarta dengan tingkat keraguan 36,2 persen. Dimana, masyarakat sangat ragu dengan kemampauan pasangan ini untuk memimpin kota Jakarta.
Kemudian, pasangan Basuki Tjahaja-Djarot Syaiful masyarakat memiliki keraguan terhadap kepemimpinannya dan kemampuan memerintah sebesar 29,2 persen dengan alasan Ahok sering melakukan sebuah kebijakan dengan banyak melanggar hukum dan aturan seperti dalam kasus pembelian tanah RS Sumber Waras dan sering berbicara kasar terhadap masyarakat.
“Sehingga menimbulkan masalah yang harus tidak perlu terjadi sehingga menghambat kinerja pemprov DKI Jakarta,” ungkapnya.
Namun terhadap pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno masyarakat Jakarta memiliki tingkat keraguan dalam kepemimpinan mereka memimpin Jakarta sebanyak 16,2 persen dari survey jawaban masyarakat mengatakan bahwa Anies Baswedan-Sandiaga memiliki kemampuan yang lebih baik dalam memimpin dibandingkan kedua pasangan tersebut dimana Anies yang berhasil memeimpin departemen pendidikan dan santun serta Sandiaga yang merupakan anak muda yang sukses dalam berbisnis di Indonesia.
Ketika masyarakat Jakarta ditanyakan akan memilih siapa pada tanggal 15 februari saat pencoblosan berdasarkan popularitas dan tingkat keraguan akan kemampuan ketiga pasangan tersebut maka sebanyak 45,2 persen masyarakat Jakarta akan memilih pasangan nomor urut tiga Anies – Sandiaga, Jakarta membutuhkan pemimpin baru yang bisa merangkul semua kalangan,kondisi suhu politik dan keamanan pun masyarakat Jakarta mengharapkankan kembali stabil. (Bams)