MEDIAHARAPAN.COM, Jakarta – Tewasnya, salah satu bandar sabu di Desa Lalang, Sunggal, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, Rabu (1/3) dinihari, ditanggapi santai oleh Komisaris Jenderal Budi Waseso (Buwas).
Kepala Badan Nasional Narkotika (BNN), justru menjadikan bahan candaan terkait tewasnya bandar sabu tersebut.
“Kalau akibat perlawanan, ada yang meninggal, apalagi bandar, ya enggak ada masalah. Kan mengurangi beban negara juga ya,” timpal Buwas seraya tertawa kepada wartawan di Mabes Polri, Rabu (1/3).
Buwas beralasan, tindakan petugas BNN terhadap bandar narkoba bukan tanpa sebab. Pasalnya, bandar selalu berulang kali dan tidak kapok untuk mengedarkan narkoba yang merusak generasi Indonesia. Apalagi jika bandar melakukan perlawanan saat hendak ditangkap.
“Kan dia (bandar) juga selalu berulang-ulang. Karena itu penanganan kita dalam masalah narkoba harus tegas, keras. Apalagi dapat perlawanan. Enggak perlu ragu-ragu,” terang mantan Kabareskrim Polri itu.
Selain itu, menurutnya, tidak ada masalah jika seorang bandar tewas akibat baku tembak. Mengingat, tembakan petugas terhadap bandar merupakan upaya penegakan hukum.
“Kita lihat nanti perkembangannya. Kalau ada yang meninggal itu sebab akibat ya. Enggak ada masalah. Karena itu penegakkan hukum,” tegas alumni Akpol 1984 itu.
Sebelum terjadi baku tembak, kata Buwas, penyelidik BNN setempat sudah lebih dahulu mengintai Target Operasi (TO). Pengintaian dilakukan selama dua bulan terakhir.
“Yang pasti ditelusuri. Paling cepat sebulan. (Untuk kasus baku tembak di Medan ditelusuri) 2 bulan lebih,” mantan Kapolda Gorontalo tersebut.
Baku tembak antar petugas BNN dengan bandar sabu itu, terjadi di Jalan Medan-Binjai KM 10,3 Desa Lalang, Sunggal, Rabu dinihari. Akibat baku tembak tersebut, dua orang ditangkap dan satu orang bandar lainnya tewas diterjang timah panas petugas BNN. (Goeh Gorbachev).