Jakarta, MEDIAHARAPAN.COM- Ekonom Faisal Basri khawatir dengan pelaku kecil pada sektor pertanian pedesaan yang mengalami kondisi yang memburuk selama 6 (enam) bulan terakhir. Selaku kkonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), melalui akun tweeter @FaisalBasri Kesadaran Nurani dan Akal Sehat meenyoroti data BPS triwulan II tahun 2018.
Faisal Basri melihat adanya lompatan harga eceran beras yang melampaui batas. Harga eceran beras telah melampaui harga patokan, naik jauh lebih cepat dari harga gabah kering di tingkat petani, masing-masing 20% dan 6,5%. Peningkatan harga di tingkat petani jauh di bawah inflasi di pedesaan.

Memburuknya kondisi pelaku kecil sektor pertanian dipedesaan selama enam bulan terakhir juga terlihat dari rendahnya nilai tukar petani. “Nilai tukar petani (total) Juni 2018 lebih rendah ketimbang pada awal pemerintahan Jokowi-Jk. Nilai tukar petani tanaman pangan pada Juni 2018 naik tipis dibandingkan pada awal pemerintahan Jokowi-JK, tetapi turun tajam dalam 6 bulan terakhir”.
Dari segi upah rill kalngan buruh tani dan buruh bangunan diperkotaan juga mengalami penurunan. “Upah riil buruh tani (pekerja informal di pedesaan) dan upah riil buruh bangunan (pekerja informal di perkotaan) merosot dalam 4 tahun terakhir.”
kejadian anomali selama 6 (enam) bulan terakhir ini membuat heran Faisal Basri “Saya belum bisa memahami sepenuhnya mengapa pelaku kecil di sektor pertanian di pedesaan mengalami pemburukan, padahal dana desa mengalir deras, katanya petani dibantu habis-habisan (bagi-bagi traktor, pompa, bibit, dll), bahkan sudah ekspor juga”, pungkasnya. (N370)