MEDIAHARAPAN.COM, Jakarta – Seorang Siswa Sekolah Dasar (SD) mendapatkan hadiah sebuah sepeda dari Presiden Jokowi dalam acara pembagian Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada anak-anak panti asuhan di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (26/1/2017).
Seperti biasanya, Presiden Jokowi yang hendak membagikan hadiah sepeda kepada pelajar yang bisa menjawab beberapa pertanyaan ringan. Ia bertanya kepada salah satu siswa Sekolah SD mengenai nama-nama ikan.
“Tadi sudah kan ikan lele, ikan paus, apalagi?” tanya Jokowi kepada anak SD tersebut.
Saat itu juga anak tersebut mencoba mendengar jawaban yang dibisikkan oleh dua orang murid SMP yang berdiri di sebelahnya. “Ikan teri,” jawabnya.
Jokowi yang mencoba untuk meyakinkan anak tersebut bertanya lagi sambil menawarkan satu unit sepeda jika jawabannya benar, “Ayo satu lagi, dapat sepeda,” katanya.
“Ikan k****l,” jawabnya. (maaf.Red) jawaban itu disambut gelak tawa hadirin yang datang.
Meski sudah diajarkan berkali-kali, terlihat murid SD itu begitu gugup hingga Jokowi harus menanyakan secara berulang-ulang, “Ulangi, ayo,” katanya.
Seketika murid SD itu menjawab, “ikan lele, ikan teri, ikan paus,” katanya sambil diajari Jokowi satu persatu.
“Keempat ikan tongkol,” kata Jokowi.
Namun jawaban yang tidak diduga murid itu kembali lagi menjawab ikan k****l.
“Ikan tongkol, udah diambil sepedanya,” kata Jokowi.
Video tersebut diketahui dimuat oleh pemilik akun media sosial Facebook, beranama Mahendra Dewanata dan sudah disebarkan sebanyak 124.483 kali. Selain itu, video tersebut juga muncul di situs berbagi video Youtube dan viral di media sosial lainnya.
Hal ini ditanggapi beragam oleh para pengguna Medsos, rata-rata berharap agar insiden seperti ini tidak terjadi lagi, dan mereka menghimbau para tenaga pengajar khususnya orang tua untuk lebih memperkenalkan keragaman hayati kepada anak didik.
ada juga yang beranggapan, bahwa peristiwa ini terjadi karena siswa SD tersebut mengalami gugup ketika berhadapan dengan Presiden dan dihadapan orang banya sehingga tidak konsentrasi dalam menjawab dan menyebutkan nama-nama ikan laut (MH007)
Sekilas tentang Ikan Tongkol
Tongkol, tongkol como, tongkol komo, atau tongkol kurik (Euthynnus affinis) adalah sejenis ikan laut dari suku Scombridae. Terutama menjelajah di perairan dangkal dekat pesisir di kawasan Indo-Pasifik Barat, tongkol merupakan salah satu jenis ikan tangkapan yang penting bagi nelayan. Dalam perdagangan internasional dikenal sebagai kawakawa, little tuna, mackerel tuna, atau false albacore.
Ikan yang berukuran sedang; panjang maksimum sekitar 100 cm FL (fork length), namun umumnya hanya sekitar 60 cm. Punggung berwarna biru gelap metalik, dengan pola coret-coret miring yang rumit mulai dari pertengahan sirip punggung pertama ke belakang; sisi badan dan perut putih keperakan, dengan bercak-bercak khas berwarna gelap di antara sirip dada dan sirip perut, yang tidak selalu ada. Tanpa sisik, kecuali di wilayah corselet dan gurat sisi.
Gigi-gigi kecil dan mengerucut, dalam satu baris. Sisir saring berjumlah 29-34 pada lengkung insang yang pertama. Sirip punggung pertama dengan XI hingga XIV jari-jari keras (duri), terpisahkan dari sirip punggung kedua hanya oleh suatu celah sempit, yang lebih sempit daripada lebar mata. Duri-duri di awal sirip punggung pertama jauh lebih panjang daripada duri-duri di belakangnya, membuat tepi atas sirip depan ini melengkung dalam. Sirip dada pendek, ujungnya tidak mencapai celah di antara kedua sirip punggung. Terdapat dua tonjolan (flaps) di antara kedua sirip perut. Sirip-sirip kecil (finlet) 8-10 buah di belakang sirip punggung kedua, dan 6-8 buah di belakang sirip dubur.
Agihan dan kebiasaan
Tongkol como menyebar luas di perairan hangat di kawasan Indo-Pasifik Barat, yakni wilayah Samudera Hindia mulai dari pesisir timur Afrika Selatan, Somalia, Laut Merah, Laut Arab, terus ke arah timur ke pesisir anak-benua India, pesisir dan laut-laut pedalaman di Asia Tenggara dan Nusantara, pantai barat Australia; hingga menyeberang ke sisi barat Samudera Pasifik, ke utara sampai ke perairan Jepang bagian selatan, ke selatan sampai ke pesisir timur Austraila, serta ke timur di kepulauan-kepulauan Pasifik hingga Hawaii dan Kepulauan Marquesas.
Ikan ini bersifat epipelagis dan neritik, menjelajahi perairan-perairan terbuka bersuhu 18°-29 °C. Sebagaimana tuna yang lain, jenis ini acap menggerombol dalam campuran berbagai jenis ikan dengan ukuran tubuh yang sama. Misalnya dengan Thunnus albacares yang kecil, Katsuwonus pelamis, Auxis sp., dan juga Megalaspis cordyla, dalam kumpulan yang terdiri dari 100 hingga lebih dari 5.000 ekor ikan.
Tongkol como tidak memilih-milih mangsa; makanannya terdiri dari udang, kerabat cumi-cumi dan sotong, serta aneka jenis ikan. Pada gilirannya, tongkol dimangsa oleh setuhuk dan cucut.
Musim berpijah tongkol bervariasi dari satu tempat ke tempat lain. Di pesisir Afrika timur berlangsung antara bulan Januari hingga Juli; di Filipina tercatat antara Maret-Mei; di Indonesia antara Agustus-Oktober, dan di Kepulauan Seychelles antara Oktober-Mei.
Pemanfaatan
Tongkol merupakan ikan tangkapan nelayan yang penting di pelbagai negara di wilayah sebarannya. Tongkol como terbanyak ditangkap di Filipina, Malaysia, dan Pakistan; sementara di India ikan ini menduduki posisi yang cukup penting. Produksi dunia ikan ini (dari catatan 8 negara) pada tahun 1975 hingga 1981 berkisar antara 44-65 ribu ton pertahun, dengan lonjakan hingga 84 ribu ton pada tahun 1977. Sedangkan antara tahun 1990-1995, Statistik Perikanan FAO merekam angka produksi tahunan antara 90.987 hingga 111.996 ton. Beberapa pelabuhan pendaratan tongkol yang penting di Indonesia, di antaranya, adalah Manado, Padang, Cilacap, Tegal, dan Sumenep.
Ikan ini umumnya ditangkap bercampur dengan jenis lain. Alat tangkap yang digunakan terutama adalah jaring insang, dan juga pancing tonda. Kadang-kadang ikan ini didapat pula lewat pengoperasian pukat pantai atau pancing rawai.
Tongkol diperniagakan dalam bentuk ikan segar, ikan beku, dan dikalengkan. Juga dalam rupa-rupa ikan olahan: dikeringkan, diasinkan, diasap, atau dipindang.Dagingnya berkualitas baik bila segar, namun dengan cepat akan memburuk bila tidak ditangani dengan baik. (Sumber Wikipedia)